Chapter 18

887 78 34
                                    

Acara pernikahan itu sudah berlangsung dengan lancar. Sepasang pengantin cantik dan tampan sedang sibuk berbincang dengan para tamu yang mengucapkan selamat atas pernikahan kedua nya.

"Selamat untuk mu Neena, kau sangat cantik hari ini. Dan terimakasih... karena sudah memaafkan semua kebohonganku."

"Aku memaafkan mu Mean, kau itu masih tetap jadi sahabatku seperti dulu. Aku memang sempat sangat marah padamu karena kau tidak mengatakan yang sejujurnya, tapi kemudian aku sadar cinta memang tidak bisa dipaksakan. Tapi dengan kejadian itu akhirnya aku hidup bersama cinta pertamaku sekarang."

"Phi Joss jaga sahabat manja dan cerewet ku ini!"

"itu pasti Mean"

"Kau harus tetap menunggunya, aku yakin Plan akan kembali ke Thailand dan juga kembali pada Mean Phiravich." Neena menggenggam tangan Mean dan berucap dengan tulus untuk menyemangati laki-laki tinggi itu.

-:-:-:-

Mean baru sampai dirumahnya saat ini, dasinya ia longgarkan dan tubuhnya ia jatuhkan diatas tempat tidurnya. Sedangkan tatapannya tengah menatap lurus kearah langit-langit kamarnya.

"Plan pasti kembali" gumam Mean.

Flashback

2 bulan sebelum pernikahan Neena

#

Mean dan Neena duduk bersama di sungai Chao Phraya Tangan kekar Mean Neena genggam dengan kepala yang ia sandarkan dibahu calon suaminya itu dengan senyuman nya yang tampak cantik. Bagaimana Neena tidak bahagia sebentar lagi ia akan menyandang marga Phiravich dan menjadi seorang istri dari laki-laki tampan disampingnya. Sedangkan Mean hanya menatap lurus kearah hamparan sungai itu.

"Bisakah kita batalkan pernikahan itu" ucap Mean tiba-tiba.

"Apa kau sedang bercanda. ish.. lelucon mu tidak lucu Mean."

"Aku serius" dengan perlahan genggaman tangan Neena terlepas dan wanita itu berdiri dengan senyuman miringnya.

"Aku tidak suka dengan lelucon mu hari ini!"

"Selama ini aku tidak mencintai mu, aku hanya menjadikan mu sebagai cara untuk melupakan perasaan ku pada...Plan"

"P...Plan"

"Plan pergi karena Mae memergoki ku tengah berciuman. Bukan seperti yang ku bilang pada mu waktu itu" Neena hanya menutup mulutnya tidak percaya.

"Dan kami sudah pernah..."

Plakkk...

Neena menampar dengan sangat keras pipi Mean.

"Kau pantas mendapatkannya" dan Neena pergi meninggalkan Mean dengan isakannya.

#

Flashback end

.

.

.

.

.

New York

Plan berjalan menuruni anak tangga dengan sangat pelan layaknya seekor siput. Perut besarnya benar-benar berat saat ia harus membawanya kemana-mana. Seandainya bisa saat Plan berjalan ia ingin menyimpan perut besarnya untuk beberapa saat, dan itu terdengar konyol pikir Plan. Rumah Keluarga Tanapon tampak sepi saat ini karena sepasang ayah dan anak itu tengah sibuk bekerja. Baru saja Plan merasakan kesunyiannya tiba-tiba seseorang berucap dengan nada dinginnya.

PLEASE DON'T! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang