MOSCOW

M || 03

Yg vote dikit, tydack ingin di lanzut ya?

•MOSCOW•

Andrea samakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh wanita di depannya, ia berusaha mengangkat dagu Vanya agar wanita itu mau menatapnya. Ia merasa heran, karena baru kali ini dirinya memesan wanita tapi wanitu itu terlihat takut dan tidak ingin menunjukkan wajahnya.

Saat melihat wajah Vanya, Andrea cukup terkejut saat melihat wajah tidak asing dari wanita di hadapannya. Wanita itu yang ia lihat kemarin tengah menendang kemaluan seorang pria di klub.

Saat wajah Vanya telah menatap wajah Andrea, matanya terlihat berkaca-kaca karena merasa takut. Pandangan keduanya telah bertemu, Vanya melihat jika pria di hadapannya ini berwajah Asia dan memiliki tekstur wajah yang tegas sehingga membuat dirinya semakin takut padanya. Terlihat jika pria itu masih muda, penampilannya pun rapi dan terkesan anak muda.

Andrea mencoba membelai pipi Vanya lembut, bahkan Andrea kembali duduk di ujung kasurnya sambil menarik pinggul Vanya agar wanita itu duduk di pangkuannya.

Pria itu membelai kedua lengan Vanya yang terbuka, ia merasakan kulit wanita itu kencang dan mulus. Andrea merasa tertegun saat melihat kedua payudara Vanya yang sintal itu sedikit terekspos karena gaunnya yang terbuka. Namun satu hal yang paling dirasakan Andrea adalah, tubuh wanita itu bergetar hebat, wanita itu masih menunduk bahkan telah mengeluarkan air mata di kedua ujung matanya, wanita itu menangis.

"To-tolong jangan... jangan sentuh aku" isak Vanya sambil kembali menunduk.

Andrea melihat raut wajah wanita itu persis dengan yang ia lihat kemarin. Raut wajah yang ketakutan dan tidak suka.

"Kau kenapa? Bukankah ini sudah menjadi pekerjaanmu?" tanya Andrea yang kembali mengangkat dagu Vanya.

"Tolong tuan, maafkan aku. Tolong jangan sentuh aku" wanita itu menangis deras.

Andrea merasa penasaran dengan sikap gadis di hadapannya ini, bukankah aneh jika wanita bekerja di klub namun tidak ingin di sentuh.

"Ingin kah memberitahuku mengapa kau tidak ingin di sentuh hm?" tanya Andrea sambil ia melepaskan kedua tangannya pada permukaan kulit Vanya. Andrea lekas menyandarkan tubuhnya ke belakang dengan menggunakan kedua tangannya sebagai penopang. Tatapan Andrea tajam pada Vanya.