M || 22

10.9K 692 33
                                    

Yuk vote dulu yuk🙁

•MOSCOW•

Andrea merasa kesal setelah melihat pemandangan Vanya yang bersenda gurau dengan Mark. Ia merasa tubuhnya panas akibat rasa cemburu itu. Pria mana yang tidak cemburu melihat kekasihnya bersenda gurau dengan pria lain.


Tak lama, datanglah Vanya ke ruangannya. Terlihat wajah wanita itu gugup saat melihat ekspresi wajah Andrea yang dingin. Wanita itu sudah mengetahui jika kekasihnya marah.


Andrea mendekati Vanya perlahan, mengikis jarak antar keduanya. Selagi berjalan, Andrea perlahan membuka satu persatu kancing kemejanya. Vanya takut dan gugup sehingga perlahan ia berjalan mundur.


Tubuh Vanya menabrak dinding, Andrea mampu menyudutkannya ke dinding. Andrea mengunci tubuh Vanya agar wanitanya tak mampu kabur.


Andrea lekas mendorong tubuh Vanya ke sofa. Tubuh wanita itu setengah berbaring di sofa. Dengan cepat Andrea menindihnya.


"Dre, dengarkan aku dulu... tolong jangan lakukan ini" pinta Vanya.


"I wanna fuck you, right now" bisik Andrea sensual namun tegas.


Wajah Andrea semakin mendekat pada wajah Vanya seolah sudah siap untuk menyerang bibir ranum kekasihnya. Namun lebih dulu Vanya menutup mulutnya menggunakan tangannya.


"Dre, aku bisa jelaskan. Aku tadi tidak sengaja bertemu Mark di pantry"


"Kesabaranku sudah habis, semenjak pagi kau membuatku kesal" balas Andrea sambil kedua netranya menatap lekat Vanya. Sontak membuat Vanya gugup.


"I-iya aku minta maaf ya, aku tak akan mengulanginya lagi"


Vanya merasa takut karena Andrea seperti ingin memperkosanya sekarang juga. Terlihat pada kedua matanya yang berapi-api.


"Aku akan memaafkanmu, namun aku harus menghukummu lebih dulu" Andrea tersenyum miring.


"Hu-hukaman a-apa?" gugup Vanya.


Andrea lekas mencium sekilas bibir Vanya. Setelah itu ia bangun dari posisinya kemudian menuju pintu ruangannya. Ia lekas mengunci pintu ruangannya dan menutup tirai pada jendelanya agar tidak ada yang melihat akitivitas mereka.


Andrea kembali menghampiri Vanya. Ia lekas menghujami ciuman yang panas pada bibir wanita itu. Awalnya Vanya tidak merespon ciuman Andrea karena ia ingin menghentikan kegiatan kekasihnya itu. Namun Andrea terus memaksa dengan cara meremas lembut payudara Vanya memaksa agar mulutnya terbuka.


"Dre, ki-kita lakukan dirum-ah saja ya" Vanya berbicara terbata-bata saat bibirnya sedang dibungkam oleh bibir Andrea. Pria itu tidak menurut, bahkan ia terus mencium Vanya dengan penuh nafsu.


Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Andrea mencium bibir Vanya, kemudian pria itu melepaskan ciumannya. Andrea menatap wajah Vanya yang sudah memerah dan juga lipstik merahnya yang telah melebur di sekitar bibirnya.


"Dre, jangan lakukan ini. Ini masih jam kantor" mohon Vanya.


Andrea hanya tersenyum miring, ia tidak menghiraukan permintaan Vanya. Lekas ia berlutut di hadapan Vanya. Dengan cepat tangan Andrea masuk ke dalam rok kekasihnya yang tersingkap lalu melorotkan celana dalam wanita itu yang bewarna hitam.


Vanya terkejut dan seketika merapatkan kedua kakinya agar kekasihnya tak mampu melepaskan celana dalamnya.


"Tidak" tegas Vanya.


MOSCOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang