•MOSCOW•
Vanya kini telah berada di dalam mobil bersama Andrea. Mereka akan pergi mengunjungi kerabat Andrea yang berada di Gwangju. Gwangju merupakan kota terbesar kelima di Korea Selatan. Vanya cukup terkejut jika mereka akan mengunjungi kota itu.
Kota itu adalah tempat dimana ibunya berasal. Tempat dimana rumah neneknya berada. Vanya merasa senang namun sedih saat mendengar itu. Ia senang karena dapat kembali datang kota itu. Namun sedihnya, ia tidak dapat mampir ke rumah neneknya. Tidak mungkin jika ia meminta pada Andrea untuk mampir ke rumah neneknya, karena Andrea tidak mengetahui jika dirinya memiliki darah keturunan Korea Selatan. Vanya harap, di kemudia hari ia dapat berkunjung ke rumah neneknya dan menginap disana.
Selama di perjalanan, Andrea dan Vanya tidak banyak mengobrol. Bahkan kini mereka saling diam karena tidak ada yang membuka percakapan lebih dulu. Keheningan mereka hanya di temani oleh suara musik dari radio mobil.
Vanya terdiam tentunya karena masih terkejut dengan kejadian pagi tadi. Kejadian saat dirinya di peluk dari belakang oleh Andrea, bahkan di cium sebanyak dua kali. Vanya tidak menyangka jika Andrea mengingat kejadian semalam. Itu artinya, jika dirinya dan Andrea benar benar sudah menjadi sepasang kekasih.
Mengingat bagaimana Andrea bersikap manis padanya, mencium bibirnya membuat tubuh Vanya menjadi panas. Bahkan bisikan suara seksi pria itu masih terngiang-ngiang di otaknya yang membuat rambut seluruh tubuhnya meremang geli.
Vanya heran, bagaimana dirinya bisa mau di cium oleh Andrea. Bahkan saat ia mencoba di sentuh oleh pria hidung belang ia menolak keras. Bahkan dirinya pernah sampai menendang kemaluan seorang pria di klub.
Vanya merasa Andrea memiliki aura daya tarik yang kuat, sehingga membuat dirinya terpana dan terlena. Terhitung sudah ketiga kalinya bibirnya di jamah oleh Andrea. Namun Vanya merasa tidak marah saat pria itu mencium bibirnya.
Entah, Vanya tidak bisa menolak. Ia merasa jantungnya berdegub cepat saat berada di dekat Andrea. Padahal sebelumnya ia merasa biasa saja, namun mengapa perasaan itu menjadi berubah akhir-akhir ini. Apakah dirinya mulai tertarik dengan Andrea?
Vanya merasa ciuman yang Andrea berikan sangat lembut dan manis. Entah, rasanya begitu nikmat dan nyaman sehingga ia tak mampu menolaknya.
Astaga! Apa yang telah aku fikirkan!. Batin Vanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya cepat.
Vanya terasadar dari lamunannya. Ia heran mengapa kejadian semalam hingga pagi ini terus terngiang-ngiang di otaknya. Sial, Andrea sukses membuatnya gugup.
Sadar Vanya sadar! Kau jangan sampai terlena olehnya! Bisa jadi ia hanya mempermainkan perasaanmu dan menginginkan tubuhmu. Jangan sampai terjebak akan rayuannya!.
Tentunya Vanya masih meragukan Andrea. Ia ingat suatu malam saat Andrea pergi mengunjungi suatu mansion yang sangat mewah, lalu setelah selesai terlihat penampilan Andrea berubah yang dimana beberapa kancing atas kemeja nya terbuka dan tercium aroma parfum wanita. Itu yang membuat Vanya berfikir jika malam itu Andrea pasti habis bertemu dengan seorang wanita.
"Apa yang sedang kau fikirkan?" tanya Andrea saat Vanya terlihat gelisah.
"Oh? Ti-tidak, tuan" balas Vanya cepat.
Andrea tersenyum menatap Vanya. Lekas tangan kirinya ia arahkan untuk menggenggam tangan kanan Vanya, sedangkan tangan kanannya terus memegang kemudi.
"Sudah kubilang jangan panggil aku dengan sebutan itu" balas Andrea.
"Ta-tapi tuan, di saat sedang bekerja aku harus memanggil anda seperti itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOSCOW
Fanfiction[21+] MATURE CONTENT. Lee Taeyong Fanfiction✨ Genre : romance, youngadult. 🕊🕊🕊 Taeyong Andrea Lee adalah seorang pebisnis narkoba kelas atas yang berkedok bisnis jual-beli mobil mewah yang berbasis di kota...