M || 11

9.9K 806 68
                                    

Vote dan komen yaa..

•MOSCOW•

"Mau kah kau menjadi kekasihku, Vanya?"


Vanya terkejut bukan main saat mendengar perkataan itu keluar dari mulut Andrea. Apa ia tidak salah dengar? Bos-nya mengutarakan cinta padanya. Namun kini Vanya terdiam membeku karena bingung harus menjawab apa. Rasanya seketika bibirnya membeku dan tak mampu mengeluarkan kata-kata.


Kini wajah Andrea masih berada di hadapan Vanya dengan jarak yang cukup dekat. Pria itu memandangnya lekat seolah menunggu jawaban darinya. Wanita itu bahkan semakin gugup saat melihat wajah memohon dan lugu Andrea saat ini. Tatapan matanya berbeda dari yang biasa ia lihat.


"Tu-tuan, maaf sepertinya anda harus kembali beristirahat" Vanya kembali berusaha untuk mengalihkan pembicaraan Andrea dan ia berusaha untuk lekas bangkit dari kasur pria tersebut.


Namun lagi, tubuh Vanya di tahan oleh Andrea. Pria itu tidak akan membiarkan wanita itu pergi sebelum ia menjawab pertanyaannya.


Apakah pria ini serius? Ini tidak benar, aku tidak boleh pacaran dengannya. Aku akan menolaknya. Batin Vanya yakin.


Wanita mana yang tidak akan tertarik dengan pria setampan Andrea. Semua wanita pasti akan jatuh luluh dengan pria macam Andrea yang memiliki aura keren. Begitupun Vanya, ia tertarik dengan pria itu namun hanya sebatas tertarik. Ia pun merasa tak mungkin jika bos-nya itu memiliki perasaan lebih padanya.


"Maaf tu—" perkataan Vanya terhenti.


"Apa kau sedikitnya tidak tertarik padaku, Vanya? Aku bersungguh-sungguh. Aku bahkan telah mencintaimu semenjak awal kita bertemu"


Astaga, kini jantung Vanya berdetak sangat cepat. Bahkan ia dapat merasakan detakan jantungnya menggetarkan seluruh tubuhnya. Entah, ia merasa gugup saat mendengar penuturan tulus dari Andrea.


Ia telah mencintaiku semenjak pertama kali bertemu denganku? Apa itu mungkin?


"Please, terimalah cintaku, Vanya. Aku sangat bersungguh-sungguh" Andrea mengambil tangan kanan Vanya lalu dikecupnya.


Tatapan apa ini? Mengapa tatapannya begitu memohon dan terlihat tulus?


Posisi seperti ini menyulitkan Vanya untuk berkutik. Tubuhnya yang di tahan oleh Andrea, jantungnya berdegub kencang karena gugup, dan ekspresi wajahnya mungkin sudah terlihat aneh karena terlalu terkejut. Vanya larut akan fikirannya sendiri.


"Jadilah kekasihku, ya?" tanya Andrea lagi.


Tanpa sadar Vanya mengangguk pelan. Lekas Andrea memeluk Vanya dengan senang karena wanita itu menerima cintanya dan mau menjadi kekasihnya. Andrea memeluk Vanya sambil terus mengucapkan terima kasih. Seketika Vanya baru tersadar dari lamunanya dan menyadari akan perbuatannya itu.


Ia secara tak sadar mengangguk menerima cinta Andrea. Vanya menyesali perbuatannya. Mengapa ia begitu cepat mengambil keputusan. Namun ia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada Andrea karena pria itu terlihat terlalu senang. Ia tidak ingin membuat pria itu kembali sedih.


"Terima kasih, Vanya. Aku sangat amat senang" Andrea kembali mencium bibir Vanya lembut. Pria itu melumat bibir Vanya lembut. Namun wanita itu tidak membalas ciuman Andrea karena ini adalah ciuman pertamanya. Bahkan ia tidak mengerti caranya berciuman.


Andrea yang tahu jika Vanya tidak membalas ciumannya lekas ia menghentikan ciumannya. Andrea meminta Vanya untuk tidur bersamanya malam ini.


MOSCOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang