PART 08 |• JADIAN •|

674 40 0
                                    

'Tuhan memang baik, ia menciptakan dirimu, dan menjadikanmu sebagai alasan kebahagiaanku didunia'
-
-
-
-

- Clista -

✧✧✧

Pak Doni membukakan pintu kamar Bella, dan alangkah terkejutnya mereka saat melihat tubuh Bella terbaring lemah di lantai.

Wajahnya terlihat pucat, dan terdapat luka gores di tangannya.

Valis merasa sangat rapuh saat melihat keadaan putrinya itu.

"Pak Doni, suruh Pak Joko siapin mobil untuk membawa Bella ke rumah sakit," perintah Briand.

Pak Doni hanya mengangguk dan langsung berlari melaksanakan tugasnya.

Briand membopong tubuh Bella, dan membawanya ke rumah sakit.

Tak perlu waktu lama, mereka sudah sampai di rumah sakit, dan Dokter langsung menangani Bella.

Benar saja, Bella kekurangan banyak darah, dan untungnya stok darah masih banyak.

Semua keluarga dan sahabat masih menunggu Bella siuman.

Tak lama kemudian, bela tersadar dari pingsannya, semua orang tampak senang dan bahagia.

Wajah khawatir berganti menjadi senyum ceria. Kini mereka merasa lega karena keadaan Bella sudah agak membaik.

Valis yang melihat putrinya siuman pun langsung menghampiri kasur tempat putrinya terbaring lemah.

"Udah bangun sayang? Mana yang sakit? Bilang sama Mama, Sayang," ucap Valis sembari mengelus-elus rambut Bella.

"Nggak kok, Ma. Aku baik-baik aja," lirih Bella.

"Cepet sembuh, ya, Sayang," ucap Valis, lalu mengecup kening putrinya.

Tak terasa, air mata Valis terus saja mengalir. Bella yang tersadar Ibunya menangis pun langsung menghapus air matanya.

"Eh, Mama jangan nangis. Aku baik-baik aja kok, gapapa," ucap Bella sembari tersenyum manis.

"Ini tangisan bahagia, nak. Karena kamu udah siuman, dan keadaan kamu sudah agak membaik," jelas Valis.

"Emm, hug me!" Pinta Bella, lalu Valis memeluk tubuh putrinya dengan begitu lembut.

Disela-sela moment romantis yang ada, terdengar suara bunyi cacing berdemo disalah satu perut orang yang sedang membesuk.

"Perut siapa itu?" Tanya Ana.

Yuki mendecak, "iya, anjir. Ganggu tau gak?!" balasnya.

Sang pemilik perut hanya tertawa kecil, dan mengangkat tangannya.

Suara demo itu berasal dari perut Lista. Pasalnya, ia belum makan dari kemarin, karena sibuk mengkhawatirkan keadaan Bella.

Tanpa berpikir panjang, Keno-kakak dari Bella, langsung menarik tangan Lista menuju ke kantin rumah sakit.

Setelah sampai, Keno menyuruh Lista untuk duduk, dan ia pergi memesan makanan.

ISABELLA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang