'memilikimu adalah sebuah imajinasi terindah yang selalu terbayang dipikiranku.'
-
-
-
-- Zi.Bella -
✧✧✧
Pelayan di Apartemen Bella pergi menuju kamar Bella, dan mengetuk pintunya.
Bella yang mendengar ketukan pintu dari luar pun langsung membukanya.
"Ada apa?" Tanya Bella.
Pelayan itu memberikan bucket bunga mawar merah kepada Bella, "ini, ada seorang pria menitipkan ini untuk Nona," ucap pelayan itu.
"Seorang pria, siapa dia?" Sahut Bella.
"Dia tidak memberitahukan namanya, tapi dia menyelipkan surat disini," balas pelayan itu sambil menunjuk ke arah amplop yang tersempil diantara banyaknya bunga mawar.
"Oke, makasih," seru Bella.
Pelayan itu hanya mengangguk, lalu kembali melakukan tugasnya.
Bella masuk dan mengunci pintu kamarnya, disana ada Chelsie yang sedang terduduk di kasur Bella.
"Kenapa kak?" Tanya Chelsie terheran-heran.
Bella menunjukkan bucket bunga yang ada ditangannya, "ada yang ngasih ini," balas Bella.
Bella mendudukkan dirinya di kursi dekat meja riasnya, lalu membuka amplop dan membaca surat di dalamnya.
Hi, apa kabar?
Senang kamu sudah kembali, aku sangat merindukanmu, semoga kamu bisa menemuiku di cafe cokelat sore ini, tepat pukul enam belas.C.N
"Dari siapa kak?" Tanya Chelsie.
Bella menggelengkan kepalanya, "nggak tau, tapi dia ngajak ketemuan," seru Bella.
"Temuin aja, Kak. Siapa tau penting," balas Chelsie.
Bella setuju dengan pendapat Chelsie, lalu ia langsung bersiap-siap untuk menemui orang yang memberikannya bunga.
Tepat sore ini, Bella akan pergi menemui pria misterius yang memberika bunga padanya.
Setelah sampai di lokasi, cafe itu tampak sangat sepi.
"Nona Zibella," sahut seseorang di belakang Bella.
Bella yang terkejut langsung membalikkan badannya, orang yang memanggil namanya itu adalah pelayan cafe.
"Iya," balas Bella dengan senyum ramahnya.
"Silahkan duduk, Nona," ucap Pelayan itu.
"Maaf, kok tempat ini sepi, ya?" Tanya Bella.
"Oh, kebetulan cafe ini sudah di booking untuk beberapa jam kedepan," jelas Pelayan itu.
Bella mengangguk paham, "baik kalau begitu, terima kasih, ya," balas Bella.
Pelayan itu hanya tersenyum, lalu meninggalkan Bella sendirian.
Saat Bella mendudukkan dirinya, ada seseorang datang dengan jas hitam celana hitam memberikan bunga, tepat didepan Bella.
Posisi orang itu ada di belakang Bella, dan Bella pun langsung membalikkan badannya.
Alangkah terkejutnya dia saat melihat bahwa orang yang sedang ia temui adalah Isa.
Isa tumbuh dengan wajah yang tampan, dan postur tubuh yang sangat gagah.
"I-isa," sahut Bella.
Isa tersenyum manis, dan memberikan bunga di tangannya.
Bella mengambil bunga itu, lalu menundukkan kepalanya.
"Hey, gak ada pelukan rindu?" Tawar Isa.
Bella langsung memeluk tubuh Isa, dan Isa pun membalas pelukan itu.
Bella sangat merindukan Isa, begitupun sebaliknya.
"Aku sangat merindukanmu, Bella," sahut Isa.
"Aku juga," balas Bella.
Isa melepaskan pelukan mereka, "kenapa kamu pergi begitu lama?" Tanya Isa.
"Aku harus mengurus perusahaanku yang sedang diambang kehancuran," seru Bella.
"Sekarang perusahaan kamu sudah sukses, kamu gak akan ninggalin kita lagi, 'kan?" Tanya Isa.
Bella menundukkan kepalanya, "maaf, tapi aku harus kembali," balas Bella.
Isa mengangkat dagu gadis manis di hadapannya itu, "apa yang akan membuat kamu terus singgah disini?" Tanyanya.
"Tidak ada," sahut Bella.
Isa tampak membuang nafas kasar, "Tante Valis sakit, kamu gak mau nemuin dia sekali saja?" Tanya Isa.
"S-sakit?" Seru Bella dengan terbata-bata.
Isa mengangguk, "dia terus mengkhawatirkan keadaan kamu, sampai dia tidak peduli dengan kesehatannya sendiri," jelas Isa.
Bella menunduk, lalu kembali mengangkat kepala dan menghapus air matanya, "aku gak bisa nemuin mereka, karena aku masih merasa kecewa dengan mereka," balas Bella.
"Jangan jadikan rasa kecewa sebagai penghancur hubungan kalian, Bella," ucap Isa.
"Tapi mereka sudah sangat keterlaluan," jelas Bella.
Isa memegang kedua pundak Bella, "kalau aku harus bilang, aku juga kecewa, karena mereka sudah mengasingkan Billa. Tapi aku tau, walaupun aku membenci mereka, semua kejadian di masa lalu tidak akan bisa terulang kembali," seru Isa.
Bella menundukkan kepalanya, ia merasa sangat malu pada dirinya sendiri.
"Aku mohon, temuin mereka, Bel," pinta Isa.
"Lupakan itu, aku ingin makan," balas Bella, lalu ia memanggil pelayan dan memesan makanan juga minuman.
Bella duduk, begitupun Isa, mereka duduk berhadapan.
Setelah makanan sampai, Bella langsung menyantap makanannya dengan sangat lahap.
"Bell," sahut Isa.
"Iya?" Balas Bella.
"Will you marry me?"
oOo
KAMU SEDANG MEMBACA
ISABELLA [SELESAI]
Teen FictionSebuah kisah cinta dari seorang gadis bernama Zibella Victory dengan seorang pria yang selalu mengganggu hari-harinya. Pria itu menganggap bahwa Bella adalah sahabat masa kecilnya yang sudah pergi meninggalkannya sejak empat Tahun yang lalu. Sahabat...