PART 16 |• KENYATAAN (2) •|

487 31 0
                                    

'terkadang kenyataan sangat pahit untuk didengar.'
-
-
-
-

- Zi.Bella -

✧✧✧

"Papa, biar aku aja," ucap seorang gadis di belakang Briand.

Briand membalikkan badannya, ia tidak sadar jika sedari tadi ada Zabilla di belakangnya.

"K-kok kamu ada di sini, Sayang?" Tanya Briand pada Billa.

"Aku kangen sama Zi, jadi aku nyamperin kalian kesini," balas Billa, "tapi, pas aku denger Zi butuh pendonor hati, aku berniat buat ngasih hati aku ke Zi, Pa," lanjutnya.

"Gak usah, Sayang. Papa masih bisa cari pendonor buat adik kamu kok," cegah Briand.

"Nggak, Pa. Kalau dengan ini Mama bisa maafin aku, dan Zi bakalan bahagia, aku rela kok," ucap Billa dengan senyum manisnya.

"K-kamu yakin, nak?" Tanya Briand dengan terbata-bata.

Billa mengangguk dan tersenyum, Briand pun melihat ke arah Bianca, "ma," sahutnya, seolah bertanya 'apa boleh?'

Bianca mengangguk, "Za ingin menjaga adiknya, dia sangat menyayangi Zi. Apapun akan ia lakukan demi adiknya itu, walaupun itu berhubungan dengan hidup dan matinya," jelas Bianca.

Setelah itu, Bella dan Billa pun melakukan operasi.

Dua hari berlalu, Bella baru terbangun dari komanya. Saat Bella terbangun, ia disambut hangat oleh seluruh keluarganya.

"A-aku kenapa lagi, Ma?" Lirih Bella.

"Kamu udah selesai ngejalanin operasi, Sayang. Kamu udah sembuh!" Seru Valis.


"Siapa yang donorin hati buat aku, Ma?" Tanya Bella.

"Kita semua tidak pernah tahu siapa dia, kita doa-kan saja, semoga dia selalu di beri kebahagiaan dan mendapatkan balasan terbaik dari Tuhan," balas Valis.

Setelah mendengar jawaban Valis, Bella langsung mengangguk paham, dan mendoakan orang baik yang senantiasa memberikan donor hati dengan suka rela, juga menyelamatkan hidupnya.

Dua tahun berlalu, kini Bella dan Billa sudah remaja. Usia mereka sudah menginjak empat belas tahun, lebih tepatnya mereka sudah menduduki kelas dua SMP.

Bella tumbuh dengan kasih sayang keluarga yang utuh. Sedangkan Billa, ia tumbuh hanya dengan kasih sayang Omah, Opah, Sahabat dan Ayahnya saja.

Bella dan Billa memiliki sifat yang sangat bertolak belakang.

Bella memiliki sifat yang nakal dan tomboy, sedangkan Billa lebih feminim dan ramah.

Billa, ia sedang duduk di taman dan menunggu sahabat karibnya sejak enam tahun kebelakang.

"Aduh, maaf, aku telat lagi, Bil," ucap Pria tampan di depan Billa.

Billa menyilangkan kedua tangannya dan memalingkan pandangannya, "kamu tuh, ya, kebiasaan!" Kesal Billa.

"Maaf, aku kasih apapun yang kamu mau, asal kamu maafin aku, ya?" Tawar Pria itu.

"Bener, ya?" Tanya Billa memastikan.

"Iya, bener," balas Pria itu.

"Yaudah, aku maafin deh," ucap Billa.

Ucapan Billa tadi membuat Pria itu tersenyum bahagia. Pria tampan yang menjadi sahabat karib Billa adalah Crisal, ia adalah putra semata wayang dari keluarga Nasution.


Setelah itu, mereka kembali bercanda dan tertawa bersama.

"Isa," sahut Billa.

"Iya?" Seru Isa.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap Billa.

"Ngomong soal?" Tanya Isa.


"Maaf, kalau selama ini aku udah nyusahin kamu, aku gak bisa jadi temen yang baik buat kamu," balas Billa, lalu menundukkan kepalanya.

"K-kok kenapa kamu tiba-tiba gini, Bil?" Tanya Isa.

"A-aku harus pergi, Sa," lirih Billa.

"M-maksud kamu pergi apa? Kamu mau ninggalin aku, Bil? Kok kamu tega si sama aku?" Isa terus saja bertanya kepada Billa, sampai membuat Billa merasa pusing.

"Nanti juga kamu tau alasannya kok," balas Billa, lalu pergi meninggalkan Isa yang sedang terdiam membisu.

Sampai sekarang, Isa masih belum mengerti dan tau secara jelas tentang alasan kepergian Billa.


flashback off

Saat Briand bercerita, terdengar suara sebuah cangkir pecah. Sumber suara tepat terdengar di arah pintu masuk, disana ada Valis yang sedang terdiam membisu seribu bahasa.


Briand dan Bella melihat ke arah Valis yang terlihat sangat terkejut.

"J-jadi yang donorin hati buat Zi itu Billa?" Tanya Valis.

Briand yang mendapatkan pertanyaan itupun langsung menundukkan kepala, "m-maafin Papa, Ma," ucapnya.

"Sekarang Za dimana?!" Tanya Bella sembari menangis histeris.

"Papa sendiri gak tau pasti dia ada dimana, nak!" Balas Briand.

"Za sudah tidak ada"

oOo

Hello girl/boy!
Makasih buat yang udah nyempetin waktu buat baca cerita aku, love u<3

ISABELLA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang