PART 22 |• KETAHUAN •|

440 34 3
                                    

'rasa rindu akan kalah, jika rasa kecewa masih menyelimuti raga ini.'
-
-
-
-

- ZI.BELLA -

✧✧✧

"BELLA!" Sahut tamu itu.

Kini Bella sedang mengucapkan sumpah serapah bagi dirinya sendiri, karena ia lupa untuk mengenakan masker demi menutup wajahnya.

"Maaf, anda siapa, ya?" Tanya Bella.

Tamu itu adalah Bagas Coladon, teman Isa dan Bella semasa SMA.

"Gua Bagas, Bel! Lu Bella, 'kan, gua harus kabarin Isa!" Seru Bagas.

Bella menghentikan niat Bagas.

"Gak usah, percuma. Beberapa hari lagi gua bakalan balik ke tempat asal gua," sahut Bella.

"Tapi tempat asal lu disini, Bell," seru Bagas.

"Ini udah bukan tempat gua, Gas," balas Bella.

"Tapi lu lahir dan tumbuh disini, Bell," ucap Bagas.

"Itu bener, tapi gua sukses dinegara lain," sahut Bella.

"Tapi lu udah temuin keluarga lu, temen, dan Isa?" Tanya Bagas.

"Belum, dan gak akan pernah," balas Bella.

"Lu harus temuin keluarga lu, mereka selalu khawatirin lu. Bahkan nyokap lu sakit gara-gara mikirin lu terus, Bel," jelas Bagas.

Bella hanya terdiam saat mendengarkan ucapan Bagas.

"Banyak kabar suka yang harus lu tau, Kakak lu, Vano sama Keno udah nikah. Dan mereka udah punya anak, keponakan lu yang dari Vano pengen banget ketemu sama lu. Dia ganteng parah, lu harus temuin dia," lanjut Bagas.

"Tapi, Gas. Gua gak bisa," lirih Bella.

"Kenapa lu ngejauhin kita, bahkan orang tua lu sendiri?" Tanya Bagas.

"Gua butuh waktu buat sendiri, dan biarkan keadaan membaik dengan sendirinya," seru Bella.

"Dua tahun bukan waktu gak sesingkat yang lu pikirin, Bell!" Tegas Bagas.

"Biarkan keadaan membaik dengan sendirinya!" Balas Bella dengan penuh tekanan.

"Tapi kalau lu gak balik, keadaan malah akan jauh lebih memburuk, Bell," sahut Bagas.

"Gua harap lu bisa jaga rahasia tentang keberadaan gua, ya, Gas," ucap Bella lalu pergi meninggalkan Bagas.

Bagas masih bingung dengan alasan Bella menghindari keluarganya, setelah Bella pergi, Bagas juga berpamitan untuk pulang.

Bagas tidak langsung pulang ke rumahnya, ia mampir ke cafe untuk bertemu dengan seseorang.

Saat Bagas sedang duduk santai, seseorang berjalan dengan nafas yang tak beraturan duduk didepannya dan menatap Bagas dengan tatapan yang sangat dalam.

"Lu tau keberadaan Bella, dimana?" Tanya orang di depan Bagas, yang tak lain adalah Isa.

"Sebelum itu gua mau nanya, lu tau tentang alasan kenapa dia ninggalin rumahnya?" Tanya Bagas.

"Setau gua, dia kecewa gara-gara orang tuanya menyembunyikan keberadaan dan identitas saudari kembarnya," jelas Isa, "emang kenapa?" Tanyanya.

"Gua cuman heran, kenapa dia gak mau nemuin orang tuanya," balas Bagas.

"Pasti dia kecewa banget sama mereka, secara Billa sudah lama pisah sama Bella, dan disaat Bella mengetahui itu semua, dia denger informasi dari neneknya kalau Billa udah gak ada, karena Billa mendonorkan hatinya untuk Bella," jelas Isa.

"Sekarang gua udah paham sama perasaan Bella," ucap Bagas.

"Lu liat Bella dimana, kapan?" Tanya Isa.

"Tadi gua datang ke ZIVI Company buat minta kontrak kerja sama secara langsung, dan gua pengen berbicara secara empat mata dengan pemilik perusahaannya," jelas Bagas.

Isa hanya terdiam mendengarkan ucapan Bagas.

"Pas gua sampe disana, pemilik perusahaan itu gak ada, dia lagi di Apartemennya. Gua minta tuh alamatnya, dan gua datengin," lanjut Bagas.

"Kok jadi ke perusahaan itu si, gak nyambung," seru Isa.

"Denger dulu, gua dipersilahkan masuk tuh sama pelayannya, dan disuruh nunggu. Lu tau gak kagetnya gua apa?" Sahut Bagas.

"Apa?" Tanya Isa.

"Pemilik perusahaan itu Bella, dong," seru Bagas.

"B-Bella?!" Ucap Isa.

"Iya, pas gua liat Bella udah lupa tuh sama niat awal gua. Gua suruh dia buat ketemu sama orang tuanya, sama temen-temennya, juga sama lu. Tapi dia jawab dia gak mau, dan gak bakalan lama tinggal di sini," jelas Bagas.

"Dimana Apartemen-nya?" Tanya Isa.

Bagas memberitahu alamat Apartemen Bella, dan langsung berpamitan untuk pergi menuju lokasi.

Setelah sampai di Apartemen, Isa langsung memencet Bel Apartemen Bella.

Sudah hampir dua puluh menit Isa memencet Bel-nya, namun belum ada jawaban.

Tak lama kemudian, seorang pelayan membukakan pintu Apartemen Bella.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Pelayan itu dengan senyum manisnya.

"Saya ingin bertemu dengan Bella," balas Isa.

"Maaf, sepertinya Nona Zi sedang tidak bisa diganggu, karena dia sedang beristirahat. Ada hal yang penting? Biar nanti saya sampaikan," ucap Pelayan itu.

"Sebentar," balas Isa lalu mengeluarkan Amplop, kertas dan juga pena di sakunya.

Isa tampak sedang menulis sesuatu disana, setelah selesai menulis, Isa langsung memasukkan kertas itu ke sela-sela bunga yang ia bawa dan memberikannya kepada Pelayan.

"Ini," ucap Isa sambil memberikan amplop kepada pelayan Apartemen Bella.

"Siapa nama tuan?" Tanya pelayan itu.

"Nama sudah saya cantumkan disana," balas Isa, lalu pergi meninggalkan Apartemen Bella.

oOo

Hi kalian, udah follow Ig aku belum? Jangan lupa follow, ya!
@snrlfhirot_
Nanti aku bakalan kasih info seputar karya aku, dan mungkin bisa kasih rekomendasi cerita juga ke kalian.

ISABELLA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang