Chapter 2

6.9K 439 108
                                    


Waktu menunjukkan pukul tujuh tiga puluh pagi saat Xiao Zhan membuka matanya. Karena lelah akibat menangis semalaman akhirnya Xiao Zhan bangun kesiangan dengan keadaan mata sembab.

"Astaga aku bangun kesiangan!" Xiao terkejut saat melihat jam weker di atas nakas. "Aaawww punggungku..."

Xiao Zhan tiba-tiba merasakan sakit pada punggungnya. Dia baru ingat bahwa semalaman dia tidur sambil duduk. Sambil memegangi punggungnya dan menahan rasa sakit, Xiao Zhan bergegas ke kamar mandi.

Tak lama kemudian Xiao Zhan telah selesai mandi dan bersiap-siap. Xiao Zhan mengenakan kemeja warna putih dan rok span warna merah.


Anggap aja Xiao Zhan pakai baju itu 😅😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap aja Xiao Zhan pakai baju itu 😅😁


Setelah siap Xiao Zhan pun bergegas keluar dari kamarnya. Xiao Zhan terkejut saat menyadari mobil Wang Yibo sudah tidak ada. Dilihatnya meja makan kosong dan bersih.

"Astaga! Gara-gara bangun kesiangan aku jadi tidak buat sarapan untuk Yibo," gumam Xiao Zhan. "Pasti dia pergi ke kantor tanpa sarapan. Aduh kenapa aku bisa bangun kesiangan sih..."

Xiao Zhan melihat jam di pergelangan tangannya. Matanya langsung terbelalak lebar saat melihat waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi.

"Aku harus cepat-cepat ke kantor atau aku akan terlambat..."

Xiao Zhan berlari-lari kecil menuju mobilnya. Begitu masuk ke dalam mobil Xiao Zhan pun segera menyalakan mesin mobilnya. Dan tanpa menunggu mesin mobilnya panas, Xiao Zhan langsung menginjak gas. Mobil itu pun langsung melesat pergi meninggalkan halaman rumah.


===***===


Xiao Zhan berlari-lari kecil menuju ruangannya. Namun langkahnya dihadang oleh seorang karyawan yang juga bekerja di kantor tersebut.

"Pak Yang menyuruhmu untuk segera ke ruangannya," ujar gadis itu memberitahu. "Orang yang akan berkolaborasi denganmu sudah datang sejak tadi."

"Ah... Baiklah... Terima kasih informasinya..."

Xiao Zhan pun tidak jadi masuk ke ruangannya, dia melangkah dengan tergesa menuju ruangan Yang Yang. Dan setibanya di depan pintu ruangan Yang Yang, perlahan dia membuka pintu lalu masuk ke dalam.

"M-Maaf Yang Yang, aku terlambat..." ujar Xiao Zhan lirih seraya menundukkan kepalanya.

Yang Yang melangkah menghampiri Xiao Zhan sembari tersenyum lembut lalu mengusap bahunya.

"Tidak apa-apa, Zhanie," ujar Yang Yang. "Duduklah."

"Terima kasih, Yang Yang."

Xiao Zhan pun duduk di sofa yang berhadapan dengan seorang pemuda tampan yang sejak tadi memperhatikan setiap gerak-geriknya.

Benci Jadi Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang