Hari telah larut malam saat Xiao Zhan tiba di rumah. Dengan perasaan dan tubuh lelah, Xiao Zhan memasuki rumah. Dia menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang ada di ruang keluarga sekaligus ruang tamu itu.
Dia merasa lelah sekali setelah seharian melakukan syuting. Dia terpaksa pulang larut malam karena ada artis baru yang selalu melakukan kesalahan saat pengucapan dialog hingga pengambilan gambar harus selalu diulang.
Wang Yibo yang mendengar suara pintu utama dibuka pun keluar dari kamar. Setibanya di ruang keluarga dilihatnya Xiao Zhan tengah duduk bersandar sambil memejamkan matanya di sofa.
Wang Yibo pun melangkah mendekati Xiao Zhan. Tanpa sepengetahuan Xiao Zhan, Wang Yibo mulai memijat bahu istrinya dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
"Kau terlihat lelah sekali," ujar Wang Yibo sembari memijat bahu Xiao Zhan.
Xiao Zhan terkejut dan membuka matanya lalu menengadahkan kepalanya. Dilihatnya Wang Yibo tengah memandang dirinya sembari tersenyum.
"Iya. Hari ini sangat melelahkan." Xiao Zhan menghela napas panjang. "Hari ini ada artis baru. Karena dia baru mulai debut, masih banyak melakukan kesalahan. Jadi terpaksa pengambilan gambar hari ini diulang-ulang terus."
"Kasihan istriku jadi kelelahan seperti ini," ujar Wang Yibo. "Apa kau sudah makan?"
"Kami semua belum sempat makan tadi karena kejar waktu," jawab Xiao Zhan. "Aku lelah, ingin tidur."
"Makanlah dulu," sahut Wang Yibo cepat. "Aku akan buatkan makanan untukmu."
"Aku tidak mau merepotkanmu..."
"Tidak merepotkan," potong Wang Yibo. "Mandilah dulu. Setelah itu makan. Kau mau makan apa?"
"Apa saja boleh."
"Baiklah. Sekarang mandilah dulu."
Xiao Zhan pun bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju kamarnya untuk mandi. Sedangkan Wang Yibo melangkah menuju dapur dan mulai menyiapkan bahan-bahan untuk memasak.
Dua puluh menit kemudian Xiao Zhan pun telah selesai mandi dan telah mengenakan pakaian tidurnya. Dia melangkah menuju ruang makan, dilihatnya sepiring nasi goreng dan jus jeruk telah tersaji di meja makan.
"Kok hanya satu piring?" tanya Xiao Zhan seraya menatap Wang Yibo yang duduk di depan meja makan.
"Aku sudah makan tadi sepulang kantor." jawab Wang Yibo. "Makanlah."
Xiao Zhan pun duduk dan mulai melahap nasi goreng buatan Wang Yibo. Wang Yibo memperhatikan Xiao Zhan yang sedang makan dengan lahap sembari tersenyum.
"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Xiao Zhan.
"Tidak apa-apa. Aku senang kau menyukai masakanku."
"Ternyata kau pandai memasak juga," ujar Xiao Zhan sembari tersenyum. "Rasanya enak. Tapi kurang pedas."
"Aku tahu kau suka pedas. Tapi jangan terlalu sering makan pedas. Tidak baik untuk pencernaanmu."
Xiao Zhan tersenyum mendengar perkataan Wang Yibo. Hatinya merasa senang karena Wang Yibo ternyata peduli pada dirinya.
Akhirnya Xiao Zhan pun selesai makan. Dia membawa piring dan gelas bekas makannya ke dapur, namun saat dia hendak mencucinya Wang Yibo langsung mengambil alih.
"Biar aku yang mencucinya," ujar Wang Yibo mengambil piring dan gelas kotor dari tangan Xiao Zhan. "Kau istirahat saja."
"Biar aku saja," ujar Xiao Zhan. "Kau juga pasti lelah setelah seharian kerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Jadi Cinta (END)
RomanceXiao Zhan menikah karena dijodohkan oleh orang tuanya yang merupakan sahabat dari orang tua suaminya. Xiao Zhan menerima perjodohan itu dan berusaha mencintai suaminya dengan tulus. Namun Wang Yibo sama sekali tidak mencintai Xiao Zhan dan tidak men...