Gana dan gladis keluar dari bioskop,gadis tersebut masih saja mengelayut-layut manja dilengan gana. Sudah beberapa kali gana berusaha melepaskannya namun tetap saja gladis tak mengijinkan.
Gana menghela napasnya dengan kasar sesekali menelan salivanya dengan berat. Padahal rencananya setelah dari bioskop ingin pergi kerumah key dan menjelaskan semuanya. Namun bagaimana lagi? Gara-gara gadis sialan itu.
"Gana anterin gladis pulang ya?" rayu gladis dengan manjanya.
Gana masih belum berkutip,pria itu masih melamun dan pandangannya terus menatap lurus kedepan.
"Gana" pintanya lagi. Sampai-sampai gladis memutar kepala gana agar mau menatapnya.
"Apaan sih" bentak gana.
"Anterin gladis pulang?"
"Ogah" gana langsung berlari meninggalkan gladis sendiri didepan pintu masuk bioskop. Gladis pun mengejarnya namun ia tak bisa menyamai langkah kaki gana yang cukup lebar.
"Tenang aja. Bentar lagi gue bakal jadi milikmu gana" lirih gladis yang menatap nanar kepergiaan gana.
***
Gana memukul-mukul setir mobil nya dengan kencang,ia sangat benci dengan dirinya sendiri. Mengapa ia tak menolak ajakan gladis saja? Kenapa malah ia menurutinya?
"Emang tolol...kenapa gue mau sih" gerundelnya.
Sekarang gana berniat untuk pergi kerumah key dan berusaha untuk menjelaskan semua yang terjadi saat di mall tadi. Ia tak ingin dirinya terus-terusan merasa bersalah dengan gadisnya itu.
.
.
.
.
.Gana turun dari mobilnya,kemudian masuk kedalam halaman rumah key yang kebetulan gerbangnya tidak dikunci.
Gana mulai menekan bel rumah dan sembari mengetuk pintu. Namun nihil belum ada jawaban sama sekali.
"Key.. Tolong bukain aku" teriaknya. Tetapi sama sekali tak ada jawaban.
Key melihat gana dari balik korden kamarnya, ia bahkan telah menyuruh bi retno agar tidak membukakan pintu untuk gana.
"Tapi kasian den gana non" ucap bi retno.
"Udah bibi pulang aja. Dan bilang ke gana suruh pergi,aku gak mau ketemu sama dia"
Bi retno sedikit bingung, sebenernya ada apa dengan mereka berdua? Namun bi retno tetap berusaha berpikir positif,mungkin masalah kecil. Bi retno berjalan menuju pintu,karena waktu kerjanya telah habis. Perlahan namun pasti bi retno telah membuka pintunya. Ia dapat melihat jelas wajah gana yang sepertinya khawatir.
"Bi,key dimana?" tanya gana sedikit khawatir dengan keadaan sang kekasih itu.
"Den gana mending pulang aja. Non keysana baru gak mau ketemu sama aden" lirih bi retno.
"Terus bibi mau kemana?"
"Bibi mau pulang den,kan jam kerja bibi udah selesai dari jam 5 tadi" jelasnya. "Saya permisi den" lanjut bi retno.
Gana memandang hampa kepergian bi retno,ia harus bagaimana sekarang. Key saja masih belum mau menemuinya.
"Key gue mohon lo keluar bentar aja, gue bakal jelasin sejelas-jelasnya" teriaknya agar dapat terdengar oleh Key. Sebenarnya gana tahu pasti key dapat mendengarnya,kan kamarnya tepat diatas tubuh gana yang sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argana
Romance"Gan,kamu jangan kayak gini lagi ya" "Kenapa key?" tanya gana. "Kalau kamu kayak gini,rasanya separuh badan aku juga ikut merasakan sakit" "Hah,kok bisa?" gana tersenyum lekat dengan memandang gadis disampingnya itu. Baginya Key sangat lucu jika sed...