01 - 2 : KAKAK, ADIK, DAN PENYIHIR CANTIK

1.2K 54 1
                                    

SMK Daun. Seorang pria turun dari bus dan menempuh tanjakan yang diterangi sinar matahari sore hanya untuk mendengar, “Di kelas, tiba-tiba saja dia berteriak membuat keributan. Kacau sekali. Dan kami tidak bisa menenangkannya. Sudah berapa kali ini terjadi, hoh?! Kalau ada benda tajam di dekatnya, bisa bahaya! Mencelakai orang!”

Pria setengah baya yang bicara adalah salah seorang pengajar bidang teknik mesin di SMK Daun, pria muda yang tadi turun dari bus dan mendengarkan omelan Pengajar SMK adalah wali dari salah satu siswa di SMK Daun bernama Moon Kangtae, sedangkan siswa pembuat keributan yang sedang mereka bicarakan adalah pria yang lebih tua dari Kangtae, bernama Moon Sangtae—yang sekarang sedang berdiri di luar pintu, mengamati keadaan di dalam ruangan dengan panik.

“KENAPA semua orang harus jadi GELISAH hanya karena SANGTAE?” Pengajar SMK membentak pada Moon Kangtae dan, “Demi keamanan bersama, dan karena kami juga sudah tidak sanggup untuk menanganinya, kita pindahkan saja dia ke sekolah khusus. Ya? Atau kau bisa mengirimnya ke panti sosial. Itu pilihan TERBAIK untuk semua orang.”

Di luar pintu, Sangtae bermantra, “Ekspresi itu menunjukkan emosi. Ekspresi, emosi. Ekspresi, emosi. Aah, dia marah? Apa dia marah?”

“Hoh? Bagaimana pendapatmu? KATAKAN SESUATU, JANGAN DIAM SAJA!” Pengajar SMK kembali meninggikan suaranya pada Kangtae dan … “Marah,” simpul Sangtae, di luar pintu, tentang Kangtae.

“Hoh? Bagaimana pendapatmu? KATAKAN SESUATU, JANGAN DIAM SAJA!” Pengajar SMK kembali meninggikan suaranya pada Kangtae dan … “Marah,” simpul Sangtae, di luar pintu, tentang Kangtae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, Kangtae marah. Pria pendiam ini sangat marah, tapi dia harus mengemas barang-barang kakaknya—yang dikeluarkan dari sekolah itu—di loker dan tak boleh meninggalkan satu barang pun di sana meski betapa tak penting pun barang tersebut.

Melalui cermin kecil yang menempel di bagian dalam pintu loker Sangtae, Kangtae bisa langsung mengetahui bahwa ada kepanikan dalam diri Moon Sangtae yang sedang duduk menunggunya di ujung bangku di seberang lorong.

Setelah mencopot pula papan nama ‘Moon Sangtae’ dari pintu loker itu, Kangtae menghampiri Moon Sangtae … yang jelas-jelas sedang panik dan ketakutan, dan berkata, “Hyung, lapar tidak?” dengan lembut dan sambil tersenyum. Kemudian kakak-beradik ini pergi dari sekolah yang telah mengusir si kakak itu.

 Kemudian kakak-beradik ini pergi dari sekolah yang telah mengusir si kakak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PSYCHO BUT IT'S OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang