“Ekspresi kesal,” sebut Sangtae, meminta Jaesu untuk menunjukkan ekspresi itu. Dia sedang mencoba mengerjakan PR dari Munyeong di kamar Jaesu, sambil tidur-tiduran.
Jaesu menunjukkan ekspresi yang diminta, dengan sedikit umpatan di awal dan Sangtae mengamatinya lalu menggambarnya.“Oh. Ka-kalau sebal?” Sangtae meminta, dan Jaesu menunjukkan ekspresi itu dengan sedikit umpatan di depan—yang berbeda dengan umpatan sebelumnya, dan Sangtae menggambarnya lagi.
“Ooh, ka-ka-ka-kalau marah?”
“Aish, ih. AKU MARAH!” umpat Jaesu, dan bersungut-sungut dengan mulut dan hidungnya. Dia menunjukkan ekspresi marah, tapi … “Ah, ah, ah, kenapa-kenapa semuanya sama? Teriakannya saja yang berbeda, wajahnya sama.”
“Ah, gara-gara membantu Hyungnim mengerjakan PR, aku bisa keriputan nih.” Jaesu memijat-mijat mata, dahi, dan pipinya.
Tok-tok-tok. Ada yang mengetuk pintu.
“Masuk!” kata Sangtae, menyilakan.
Sebelum Penata Yoo masuk, Jaesu buru-buru menyembunyikan keberantakanan kamarnya sebisa mungkin. Penata Yoo dipanggil datang oleh Sangtae untuk membantunya juga mengerjakan PR.“Pak Ilustrator, Anda memanggil saya?” kata Penata Yoo, malu-malu.
“Y-y-ya! Ak-aku harus mengerjakan PR untuk minggu depan. Aku harus mengamati ekspresi dan menggambarnya. Penata gambar, Yoo Seungjae-ssi, tolong bantu saya!”
Jaesu mengkode Penata Yoo untuk menolak saja permintaan Sangtae itu, tapi Penata Yoo malah dengan senang hati bersedia membantu Sangtae. Dia pun disilakan duduk oleh Sangtae di tempat Jaesu duduk tadi, sementara Sangtae kembali tiduran dan di depan buku gambar.
“Mh. Look at me, look at me,” Sangtae siap untuk menggambar, “Coba, tunjukkan ekspresi paling manis di dunia ini?”
“Eh? Ekspresi manis?” Penata Yoo agak kaget.
“Ya.”
Dengan SANGAT senang hati, Penata Yoo pun memiringkan kepalanya ke arah kanan sekitar 60 derajat, menarik kedua ujung bibirnya tipis-tipis, dan mata sipitnya hampir menutup karena berusaha menjadi terlalu manis di depan semua pria di ruangan ini, dan dia merasa dirinya sudah AMAT sangat manis.
“Oh, manis.” Jaesu menyukainya, sedangkan Sangtae, “Ah, ah, susah. Terlalu aneh. Ek-ekspresi manis. Tolong tunjukkan ekspresi manis.”
“Eh? Mm.” Penata Yoo pun menambahkan sedikit kepalan kedua tangan di depan pipinya dan mencoba tersenyum lebih manis lagi, tapi Sangtae tidak bisa mencernanya dan jadi malah ingin istirahat sebentar.
“Eh? Maaf, Pak Ilustrator,” Penata Yoo merasa sangat bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO BUT IT'S OKAY
FanfictionNovelisasi dari drama yang berjudul 사이코지만 괜찮아 karya Penulis Joyong dari Korea Selatan. Drama ini menceritakan tentang Moon Kangtae, seorang sitter bagian psikiatri, yang sangat menyayangi kakak laki-lakinya, Moon Sangtae, yang adalah penyandang auti...