Novelisasi dari drama yang berjudul 사이코지만 괜찮아 karya Penulis Joyong dari Korea Selatan. Drama ini menceritakan tentang Moon Kangtae, seorang sitter bagian psikiatri, yang sangat menyayangi kakak laki-lakinya, Moon Sangtae, yang adalah penyandang auti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Aku pulang,” Wadir Lee mengumumkan kepulangannya ke rumah Juri dan Ibu Kang sambil membawa banyak oleh-oleh. Tapi, dia tidak melihat siapa pun sampai di ruang tengah kecuali Penata Yoo yang keluar dari kamar Juri.
“Anda sudah kembali, Pak Wadir?” Penata Yoo menyapa, sambil keluar dari kamar Juri dengan bertas dan memeluk suatu dokumen di tangan.
“Woh, Seungjae. Mau ke mana?”
“Saya kan sudah mengirim pesan, kalau hari ini saya akan pergi menemani Bu Penulis dan Pak Ilustrator riset ke perpustakaan.”
“Mana ku tahu? Kau kan menyuruhku mematikan ponsel.”
BUK! Penata Yoo memukul Wadir Lee dan berbisik-bisik ribut, “Di dalam ada Juri Eonni, jangan keras-keras! Sini-sini!” Penata Yoo menjiwir kemeja Wadir Lee, hingga agak menjauh dari pintu kamar Juri.
“Sepertinya rencana kita berhasil,” bisik Penata Yoo, heboh.
“Hah? Oh ya?” Wadir Lee juga heboh.
“Jadi, sebelum nanti Juri Eonni bertanya tentang kencan buta itu, Anda gak boleh-GAK BOLEH pokoknya ngebahas itu duluan. Okeh?”
“Kenapa? Kau kan juga sudah bohong padanya, kalau pasangan kencan butaku mirip Song Hyegyo.”
“Ih, pokoknya turuti sajalah kata-kata saya. Saya harus pergi sekarang. Ingat ya?” Penata Yoo pun pergi dengan ribut, sementara Wadir Lee memantapkan diri untuk tidak membahas duluan kencan butanya di depan Juri.
Tok-tok. Wadir Lee mengetuk pintu kamar Juri dan, “Juri-ssi, apa aku boleh masuk?” tanyanya, dengan cengir-cengir tidak sabar.
“Masuk saja,” jawab Juri, agak kesal. Juri sedang melakukan sesuatu dengan beberapa buku dan pensilnya di meja belajar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Aku hanya ingin memberi tahu kalau aku sudah pulang,” ucap Wadir Lee, setelah membuka pintu dan berdiri di ubin kamar Juri.
“Anda pasti lelah, kenapa tidak langsung istirahat saja?” Juri agak sinis.
“Mm, kau libur, ya, hari ini?” bingung Wadir Lee.
“Ya.” Juri sibuk belajar.
“Mm, aku membawa tumis daun murbei dan kimchi bawang buatan ibuku. Kalau kau belum makan, bagaimana kalau—”
