07 - 6 : ANJING MUSIM SEMI

222 16 2
                                    

“Waktu semua orang tahu kalau Bu Kang itu pingsan saat bersama Anda,” Lee Areum bercerocos di depan Munyeong yang membelalak karena membaca pengumuman penutupan sementara Kelas Dongeng di papan pengumuman rumah sakit, “mereka mengumpat menyalahkan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Waktu semua orang tahu kalau Bu Kang itu pingsan saat bersama Anda,” Lee Areum bercerocos di depan Munyeong yang membelalak karena membaca pengumuman penutupan sementara Kelas Dongeng di papan pengumuman rumah sakit, “mereka mengumpat menyalahkan Anda, tapi saya TIDAK melakukannya. Jujur, Bu Kang itu kan orangnya agak tidak waras. Dia selalu memakai syal mahal pemberian putrinya yang sudah meninggal, dan bersikap sok kaya—”

“Aish. Dasar, tua bangka sialan. Minggir!” Munyeong menjorokkan Lee Areum dan menggebrak pintu lalu pergi menuju ruangan Direktur Oh untuk mengamuk.

Sitter Oh yang sedang berjaga di lorong sekitar itu melihat ada tanda-tanda bahaya, dan dia langsung mengumumkannya pada para perawat di meja depan.

“Darurat! Darurat! Ini gawat sekali. Ah, bagaimana ini ya?” ribut Sitter Oh, pada Perawat Seon dan Juri.

“Kenapa?”

“Ada apa?”

Perawat Seon dan Juri bertanya beruntutan.

Kepala Park turun dari tangga dan menegur, “Ssht. Sht. Tenang. Tenang. Tenang. Ssht. Jangan ribut. Kau ingin membuat pasien gelisah ya? Jangan sembarangan mengumumkan darurat!”

Dari pintu salah satu kamar pasien, Kangtae mendengar ribut-ribut itu, kemudian bergabung menghampiri.

“Bu Penulis Go Munyeong,” Sitter Oh membela diri, “sepertinya dia ke sini untuk minta penjelasan tentang kelas dongengnya. Dia pergi menuju ruang direktur sambil melotot."

“Kau tidak memberitahunya?” Kepala Park bertanya pada Juri, dan Juri bertanya pada Perawat Seon, dan Perawat Seon bertanya pada Kangtae yang … katanya dekat dengan Go Munyeong.

“Sebentar. Sebentar, ini tunggu sebentar.” Kepala Park perlu berpikir. “Jadi, ini tidak ada yang memberi tahu Bu Penulis Go Munyeong kalau hari ini dia tidak perlu datang karena kelas dongengnya ditutup untuk sementara, begitu? Kalian ini kenapa sih?”

“Berarti dia tahu sendiri dari pengumumannya? Wah, pantas saja dia marah besar.” Sitter Oh bergawat-gawat ngeri membayangkan kemarahan Go Munyeong.

“Saya akan naik.” Kangtae bergerak sendiri.

” Kangtae bergerak sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PSYCHO BUT IT'S OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang