12 - 4 : HAL SERUPA

73 7 0
                                    

Dari kamar 203 di RSJ OK, Pak Kan keluar dengan tidak memakai seragam pasien dan diikuti oleh Direktur Oh dan Ju Jeongtae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kamar 203 di RSJ OK, Pak Kan keluar dengan tidak memakai seragam pasien dan diikuti oleh Direktur Oh dan Ju Jeongtae.

“Auh, yang lama-lah di luarnya. Jangan hanya meliat-lihat sebentar dan kembali lagi,” pesan Direktur Oh, sambil merapikan kerah baju Pak Kan.

“Eheheh. Tenang saja. Aku akan baik-baik saja.” Pak Kan berjanji.

“Makan yang banyak sampai kenyang, ya, di luar sana?” tambah Ju Jeongtae, ikut senang.

Pak Kan pun pergi untuk memenuhi jadwal izin keluarnya yang memang sudah ditentukan.

Ju Jeongtae berpikir, “Ah, paling Pak Kan hanya akan keliling-keliling naik bus dan kembali lagi ke sini tanpa membawa ‘hasil’, kan?”

“Sepertinya begitu,” Direktur Oh agak khawatir.

“Tapi,” Ju Jeongtae mengobrol, “Pak Kan itu kan orangnya baik sekali, membunuh semut saja tak tega, bagaimana dia bisa melakukan itu?”

“Melakukan apa?” Direktur Oh bukan tidak tahu.

“Pak Kan sudah menceritakan semuanya pada saya. Katanya dia membunuh banyak orang. Karena itukah dia jadi gila?"

“Yah, karena itu bukan hal yang bisa ditanggung oleh orang yang berhati lembut seperti dia,” sebut Direktur Oh, membela Pak Kan yang berhati lembut itu.

Seperti yang ditebak Ju Jeongtae, Pak Kan sekarang sedang menunggu kedatangan bus di halte dekat pantai sambil memandangi ombak dan angin laut. Pak Kan nampak sudah cukup senang melihat hal-hal semacam itu saja yang padahal masih bisa dilihatnya juga dari rumah sakit meski dari jauh.

Saat bus datang, Pak Kan pun naik dengan tertib.

Kangtae melamun di dapur, memikirkan amplop biru semalam, hingga melupakan kompor yang sedang mendidihkan air

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangtae melamun di dapur, memikirkan amplop biru semalam, hingga melupakan kompor yang sedang mendidihkan air. Saat itu, Sangtae datang dan menceramahi, “G-gas, gas, gas. Gasnya harus dimatikan, supaya tidak boros. Gas harus dihemat.”

“Oh, aku lupa.” Kangtae jadi malu sendiri dan menuangkan air yang sudah mendidih di teko ke gelasnya, setelah kompor Sangtae matikan sambil lewat.

PSYCHO BUT IT'S OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang