05 - 4 : MEMBUAT ORANG BINGUNG

99 11 0
                                    

“Pak Wadir, gawat,” lapor Penata Yoo, lewat telepon. Dia menghubungi Wadir Lee, dari kantor, yang sedang berfrutrasi-frutrasi tidur di Sauna Seongjin demi Go Munyeong.

“Apa? Gawat apa? Aku kan sudah bilang, kalau bukan masalah hidup atau mati, kau jangan meneleponku,” marah Wadir Lee, dengan setengah mengantuk.

“Tapi, ini kita semua benar-benar bisa mati,” bantah Penata Yoo, memberi tahu.

Maka, karena itu adalah masalah hidup atau mati, terlebih hidup-mati banyak orang, Wadir Lee bergegas ke Seoul dan rapat bersama orang-orang kepercayaannya di kantor Penerbit Di Atas Segalanya. Di sini, Penata Yoo memperdengarkan rekaman yang belum lama didapatnya dari Kritikus Jung.

 Di sini, Penata Yoo memperdengarkan rekaman yang belum lama didapatnya dari Kritikus Jung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“… aku bisa tahu semuanya lewat tulisanmu. Cara berpikir, kewarasan, semuanya bisa terbaca.” Ini adalah suara Kritikus Jung.

“Kalau begitu, kau juga pasti tahu dong apa yang akan kulakukan sekarang.” Ini suara Munyeong, dan semua orang mendengarkannya baik-baik.

“…. tapi kalau pena, aku juga bisa mengangkatnya,” dan “AAARGH! AAGH!” suara teriakan Kritikus Jung menyusul berikut suara-suara gemerisik jatuhan lainnya. Melalui ini, dapat dipastikan kalau Munyeong memang melakukan sesuatu terhadapnya.

“Setelah dioperasi, Kritikus Jung koma selama dua hari dan baru siuman kemarin sore,” tambah Penata Yoo, sebagai informasi.

“Pantas saja selama ini dia diam saja,” cibir Wadir Lee, tentang Kritikus Jung.

“Pak Wadir, silakan Anda lihat ini, “Karyawan Go menunjukkan suatu berkas pada Wadir Lee, “nominal ganti rugi yang dimintanya bukan main!”

“HWAH!” Wadir Lee sampai menganga karenanya.

“Dan kalau tidak dikabulkan,” sambung Karyawati Cheon, “Bu Penulis bisa dipenjara dan kariernya tentu akan otomatis hancur. Bagaimana ini?”

“Berapa saldo kita—Aih, panggil saja tim akunting ke sini. Hubungi Manajer Go. Cepat!”

“Maaf,” Penata Yoo mengangkat tangan, “tapi Pak Manajer Go sudah mengundurkan diri.”

“Kenapa kau baru bilang sekarang?!”

“Anda kan tidak bertanya.”

“AUH!” Wadir Lee pusing sekali.

Tiba-tiba seorang karyawati datang dan memberi tahu bahwa, “Pak Wadir, bagian percetakan dan gudang terus menenanyakan biaya cetak dan gaji mereka yang tertunda. Saya harus bagaimana?”

“Pak Wadir, bagaimana dengan Bu Penulis?”, “Bu Penulis sedang menulis buku baru, kan?”, “Kita semua akan baik-baik saja, kan, Pak Wadir?” para karyawan bertanya dan bertanya, membuat Wadir Lee semakin pusing dan akhirnya, “EUAARGH!” menjatuhkan diri dan berpejam di kursi.

“PAK WADIR!” teriak semua orang, lalu mereka berusaha untuk membangunkan pimpinan mereka itu, dengan berbagai cara yang … seharusnya tidak dilakukan oleh seorang bawahan. Penata Yoo memukul wajah Wadir Lee berkali-kali dan, “Auh,” Wadir Lee tersadar kembali dengan kepala pusing.

PSYCHO BUT IT'S OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang