15 - 3 : LANGKAHI DULU MAYATKU

79 8 0
                                    

“Uwah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Uwah.” Wadir Lee merasa pusing saat sarapan kali ini. Bagian bawah matanya juga menghitam dan wajahnya sedikit pucat. Hal yang sama juga terjadi pada Jaesu yang sarapan bersamanya dengan Juri, Penata Yoo dan Ibu Kang pagi ini.

“Kalian kenapa lesu begitu? Semalam tidak bisa tidur?” tanya Ibu Kang, heran.

“Ada yang harus dipikirkan,” jawab Wadir Lee dan, “Ada masalah,” jawab Jaesu, hampir bersamaan, membuat Juri, Penata Yoo dan Ibu Kang jadi semakin bertanya-tanya.

Penata Yoo berintuisi, “Kemarin … Bu Penulis dan Pak Sitter Moon bertengkar hebat ya? Kemarin kan, anehnya Pak Wadir ada di kantor polisi, terus Jaesu-ssi tiba-tiba menutup toko dan pergi ke rumah Bu Penulis. Artinya terjadi sesuatu, kan, di sana?”

“Benar itu?” dan, “Benarkah?” Juri dan Ibu Kang ingin tahu kejadian sebenarnya, tapi Wadir Lee dan Jaesu tidak membesar-besarkan masalah yang bukan urusan mereka itu.

Wadir Lee berkata, “Ah, mereka memang bertengkar,” dan, “tapi langsung baikan lagi tidak lama setelahnya,” sambung Jaesu, kompak.

“Munyeong itu kan orangnya memang mudah marah, sensitif dan pilih-pilih. Jadi, yah, susah sekali membuatnya senang. Kangtae agak sulit menghadapinya.”

“Aih, Anda ini masih belum mengenal Kangtae rupanya? Dia itu begitu-begitu seperti … rubah, gumiho. Dia punya bakat memikat orang. Go Munyeong harus hati-hati, jangan sampai terkecoh olehnya.”

“Oh, iya, iya, iya. Itu benar.”

“Oh, kalau begitu, yah, mereka cocok itu,” kata Ibu Kang dan diangguk-angguki oleh Juri setelah beberapa saat berpikir.

Penata Yoo sinis, “Hm, kayaknya itu bohong deh,” curiganya, menyorot Jaesu dan Wadir Lee.

Penata Yoo sinis, “Hm, kayaknya itu bohong deh,” curiganya, menyorot Jaesu dan Wadir Lee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena peristiwa kemarin yang tidak biasa, pagi ini Sangtae masih tidur. Kangtae pun membangunkannya pelan-pelan.

“Hyung, Hyung,” panggilnya.

Begitu bangun, Sangtae langsung, “Eh, kau tidak apa-apa? Kau tidak-kau tidak apa-apa, kau tidak apa-apa? Kau-kau tidur nyenyak? Ta-tanganmu sekarang sudah tidak sakit, sudah tidak sakit?”

PSYCHO BUT IT'S OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang