Sangtae mengernyit-ernyit memanggil Kangtae dan ibunya dalam tidur. Dia bermimpi mereka meninggalkannya. Tidur Sangtae tidak nyenyak semalam, karena mimpi itu dan karena dia tidur di meja alih-alih menggelar kasur di lantai. Sedangkan Munyeong bangun dengan ceria pagi ini, tidurnya nyenyak, tapi Kangtae tidak ada di sampingnya saat dia toleh.
“Moon Kangtae!” Munyeong mencarinya ke luar penginapan, dan dia tidak bisa menemukannya hingga di belokan. Sangtae pun tidak bisa menghubungi Kangtae saat sudah bangun. Ah, ke mana anak ini? Sangtae cemas menunggu teleponnya diangkat.
“Moon Kangtae!” Munyeong hampir berkeliling desa untuk mencari Kangtae, dan dia menemukannya di dekat hutan sedang berjalan ke arah desa dengan menyembunyikan sesuatu di belakang badannya. Munyeong dan Kangtae saling menghampiri.
“Kau dari mana?” tanya Munyeong, heran.
“Mm, ada yang belum sempat kuberikan padamu,” jawab Kangtae, agak malu, dan Munyeong bertanya-tanya apa itu.
Kangtae menunjukkan setangkai bunga putih yang berkelompok pada Munyeong. Dia ingin memberikan bunga itu padanya.
“Kali ini jangan diinjak ya?” pesan Kangtae, meminta.
“Bunganya cantik.” Munyeong sangat berterima kasih pada Kangtae.
“Kau juga,” puji Kangtae, tulus.
Munyeong menyukai bunga itu, dan Kangtae sangat menyukai wanita yang tersenyum lebar di depannya ini. Mereka saling memandang, dan Kangtae maju mengecup bibirnya tiba-tiba. Munyeong tak menyangka. Dia senang, begitu pula dengan Kangtae. Dia SENANG sekali, akhirnya bisa memberikan bunga itu juga padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO BUT IT'S OKAY
Fiksi PenggemarNovelisasi dari drama yang berjudul 사이코지만 괜찮아 karya Penulis Joyong dari Korea Selatan. Drama ini menceritakan tentang Moon Kangtae, seorang sitter bagian psikiatri, yang sangat menyayangi kakak laki-lakinya, Moon Sangtae, yang adalah penyandang auti...