Novelisasi dari drama yang berjudul 사이코지만 괜찮아 karya Penulis Joyong dari Korea Selatan. Drama ini menceritakan tentang Moon Kangtae, seorang sitter bagian psikiatri, yang sangat menyayangi kakak laki-lakinya, Moon Sangtae, yang adalah penyandang auti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini, Sangtae yang sudah dewasa melanjutkan pekerjaan melukisnya di RSJ OK. Dia menambahkan detail di sana-sini supaya lukisannya terlihat lebih indah dan, sambil lalu, Direktur Oh menilai, “Eh? Minggu depan mungkin lukisannya sudah bisa selesai, ya, ini?”
“Ya. Se-se-se-sedikit lagi, lukisannya selesai. Sedikit lagi. Selesai. The end. T-tapi, aku akan dapat berapa? Tergantung hasilnya, aku dapat berapa? Kalau sudah selesai, aku ingin terima uangnya.” Sangtae sedang butuh uang untuk membayar denda tiga kali lipat—eh, enam kali lipat—pada Go Munyeong.
“Ah, tapi di situ tidak ada kupu-kupunya,” kata Direktur Oh, pura-pura tidak puas.
Sangtae jadi sungkan. Katanya, “A-aku memang tidak menggambar kupu-kupu.”
“Aih, tapi kan aku inginnya kau menggambar persis seperti aslinya. Di luar ada BANYAK sekali kupu-kupu, tapi kok di situ tidak ada sama sekali sih? Kan tidak sesuai perjanjian. Artinya lukisan ini belum selesai dong. Tidak sempurna.”
“Ak-ak-aku tidak suka kupu-kupu, ti-ti-tidak mau menggambarnya.”
“Kalau tidak mau, ya jangan digambar, jangan minta upah juga. Aku gak suka lukisan yang tidak selesai.” Direktur Oh pergi, bertingkah jual mahal.
“Eh? U-uang. Ah. Emh. Kan sudah hampir selesai.” Sangtae kecewa sekali. Makanya, dia pulang saja, mengemas semua alat lukisnya, dan berjongkok ‘curhat’ pada itik-itik dan ayam-ayam yang dipelihara di halaman belakang rumah sakit sembari menunggu Kangtae untuk pulang bersama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kangtae datang dengan berlari, dan wajahnya terlihat amat ceria.
“Sudah lama menunggu? Ayo. Eh? Kenapa alat-alatnya dibawa pulang juga? Lukisannya kan masih belum selesai.” Kangtae melihat alat-alat lukis Sangtae telah dikemas di dua tas di sampingnya.