08 - 4 : APA SALAHNYA

72 9 0
                                    

“Ah, lapar.” Langkah Juri terhenti TEPAT di pintu kantin karena Wadir Lee melambaikan sendok padanya dari salah satu meja kantin yang juga ada Ibu Kang di sana. Wadir Lee tersenyum kaku padanya.

“Kenapa? Sunbae kenal orang itu?” tanya Perawat Seon, dan Juri tidak tahu harus menjelaskan tentang Wadir Lee bagaimana padanya.

Setelah mendengar segalanya dari Ibu Kang, tentang maksud kunjungan Wadir Lee padanya di kantin pegawai RSJ OK ini, Juri langsung mengkode Ibu Kang untuk bangkit dan mendorong-dorongnya ke arah dapur sambil merengek, “Aku gak mau. Jangan, pokoknya jangan.”

“Memang kenapa kalau kau tak suka? Yang punya rumah kan aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Memang kenapa kalau kau tak suka? Yang punya rumah kan aku.” Ibu Kang berkuasa penuh.

“Tapi kan aku juga ikut bayar cicilannya.”

“Kasihan itu, dia. Dia tak ada kenalan di sini. Sudah begitu, usahanya bangkrut dan tak punya uang.” Ibu Kang membicarakan Wadir Lee yang sekarang sedang nyengir-nyengir sedih pada Juri yang melirik sinis padanya.

“Terus kenapa harus Eomma yang membantunya? Dia kan bukan siapa-siapa kita.” Pokoknya Juri TIDAK MAU terlibat apa pun dengan orang itu.

“Kata siapa begitu? Dia kan pimpinan di tempat kerjanya Sangtae.”

“Tapi kan kita juga sudah tidak punya kamar kosong lagi. Eomma, Eomma gak akan kasih kamar atap ke dia kan?” Juri curiga, dan Ibu Kang terdiam untuk waktu yang lama.

“Eomma?” Juri melarang.

“Bagi dua.”

“Apa?”

“Kau dan Jaesu harus berbagi kamar dengan mereka.” Ibu Kang punya ide, dan ide itu juga jelas-jelas tidak disukai oleh Jaesu.

Jaesu berkoar-koar pada Sangtae di toko pizanya, “MEMANGNYA KAMAR ITU SAMA DENGAN AYAM GORENG, APA, DIBAGI-BAGI? KENAPA AKU HARUS SEKAMAR DENGAN ORANG DARI PENERBITAN ITU?! MESKI PUN DIA BAYAR MAHAL, TETAP GAK BISA BEGINI DONG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaesu berkoar-koar pada Sangtae di toko pizanya, “MEMANGNYA KAMAR ITU SAMA DENGAN AYAM GORENG, APA, DIBAGI-BAGI? KENAPA AKU HARUS SEKAMAR DENGAN ORANG DARI PENERBITAN ITU?! MESKI PUN DIA BAYAR MAHAL, TETAP GAK BISA BEGINI DONG. IYA, KAN, HYUNGNIM?!”

Sangtae sedang berpikir keras tentang Kangtae dan Munyeong. Walau bagaimanapun, sepertinya ada yang aneh di antara mereka berdua. Sangtae mulai khawatir tentang itu.

PSYCHO BUT IT'S OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang