1. I Am So Unlucky

605 52 3
                                    

Jennie tertunduk dengan sedih dihadapan Manager kafe, kali ini seorang penagih hutang datang ke kafe dimana Jennie bekerja dan membuat keributan.

"Ini sudah ke 3 kalinya dalam minggu ini, Jennie."tegur Manager tersebut.

"Joesonghamnida."ucap Jennie masih dengan tundukan kepalanya yang sedih.

"Maafkan saya. Tapi sepertinya mulai besok kau tak perlu datang lagi untuk bekerja."ucap Manager tanpa ampun. Jennie mendongak dan berlutut di kedua kakinya.

"Saya mohon, berikan saya kesempatan. Kalau saya dipecat saya tidak..."belum sempat Jennie menyelesaikan kalimatnya, Manager tersebut langsung memotong.

"Silakan keluar."

Jennie terdiam, sesungguhnya ia kesal sekali dan seandainya saja ia bisa menonjok laki-laki tua dan bau tanah ini.

Jennie berdiri, tanpa menoleh lagi ia keluar dari ruangan itu sambil berteriak.

"Siapa juga yang mau kerja ditempat kumuh ini?!"teriak Jennie kesal.

Ia berjalan keluar kafe dan berdiri mematung, dimana ia harus mencari kerja? Ia tidak menyangka kalau ia bisa menjadi sesial ini dalam hidup. Dikejar hutang orangtuanya yang kabur entah kemana dan harus mengurus adiknya, Rose.

Diluar sudah gelap, malam ini adalah malam terakhir Jennie menjadi seorang pekerja. Dengan langkah berat ia menyusuri jalanan yang sepi menuju rumahnya yang berupa rooftop house khas orang miskin yang ada di drama-drama, tapi bedanya ini kenyataan dihidup Jennie.

"HAAAHHHH!!!!! AKU INGIN HIDUP KAYAAA TANPA BEKERJA!!!!"teriak Jennie keras frustasi.

"Kau mau hidup kaya?"

***

Mino menatap Ibunya, Bo Young yang sedang menatapnya dengan tatapan curiga, padahal mereka sedang makan berdua di sebuah restaurant yang sangat mewah dan seharusnya nyaman tapi karena bersama Ibunya, jadi terasa tidak nyaman.

"Kau jujur padaku, apakah kau seorang homoseksual?"tanya Ibunya sambil memicingkan matanya.

"Annyiaaaa..."jawab Mino kesal.

"Lalu kenapa kau tidak punya pacar? Maksudku, kau tampan dan kaya. Aku tidak paham."ucap Ibunya sambil terus menatap Mino.

"Eomma... apalagi yang Eomma dengar dari karyawanku?"tanya Mino curiga.

Ibunya memutar matanya dan berdehem, "Hmm... mereka bilang kau bekerja pagi sampai malam dan tak pernah terlihat bersama wanita manapun. Kau selalu main dengan Ji-hoon."

"Eomma... aku bukan homoseksual."protes Mino.

"Apa aku jodohkan saja ya?"ucap Ibunya tanpa mendengarkan Mino.

Mata Mino mendelik, ia benci mendengar kata perjodohan, "Anyia, aku punya pacar."

"MWO?! Siapa?! Sejak kapan?!"tanya Ibunya heboh. Mino langsung menyadari bahwa omongan asalnya membuatnya dalam masalah baru.

"Ada. Orang biasa, sudah 3 tahun."jawab Mino asal.

"Bawa dia untuk menemuiku secepatnya."perintah Ibunya tanpa ampun.

"Eomma, aku belum siap untuk ke jenjang yang seperti itu."

"Bawa ia menemui aku atau kau akan ku jodohkan!"perintah Bo Young dengan senyum kemenangan.

Mino mengangguk dan menyelesaikan makannya. Setelah makan malam yang penuh ketegangan itu, Ibunya pulang duluan sedangkan Mino hanya berdiri diluar restaurant sambil merokok, memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang.

Saat sedang asyik merokok, seorang wanita lewat di seberang jalan dengan lesu, wajah cantiknya yang putih terlihat bercahaya dibanding suasana gelap disekitarnya. Mino berpikir wanita itu sedang mabuk, namun Mino mendengar beberapa kali umpatan dari mulut wanita itu. Entah apa yang merasuki Mino, ia berjalan menyeberangi jalan dan mengikuti wanita itu dari belakang.

"HAAAHHHH!!!!! AKU INGIN HIDUP KAYAAA TANPA BEKERJA!!!!"teriak wanita itu. Mino terdiam, menyadari sesuatu ia pun membalas ucapan wanita itu.

"Kau mau hidup kaya?"tanya Mino.

Wanita itu menoleh terkejut dan menatap Mino sambil memicingkan matanya.

"Nuguseyo?"tanya wanita itu pada Mino.

"Song Minho, kau bisa memanggilku Mino."jawab Mino sambil mengulurkan tangannya. Wanita itu hanya menatap tangan Mino tanpa menerima jabat tangannya.

"Pergi. Hariku sedang buruk. Jangan ganggu aku."ucap wanita itu jutek dan kembali berjalan tanpa menoleh kearah Mino lagi.

Mino berlari kecil menyusul wanita tersebut, "Ini, kartu namaku. Hubungi aku jika kau beneran mau hidup kaya tanpa bekerja."

Wanita itu berhenti melangkah dan menatap sinis Mino, "Ya... kau pikir kau siapa? Pewaris SAMSUNG? Pakai bilang-bilang hidup kaya segala. Kau saja terlihat seperti preman, kau penipu ya?"

Mino tertawa mendengar makian wanita itu, "Namamu siapa?"

"Apa urusanmu untuk tau namaku?"

"Aku hanya ingin tahu."

"Jennie."ucap wanita itu masih dengan wajah juteknya.

Mino menarik tangan Jennie dan menaruh kartu namanya di tangan Jennie, "Jennie, sampai rumah coba kau cari siapa Song Mino. Jika kau berubah pikiran, nomorku ada disana."

Mino tersenyum lalu pergi menjauh menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari restaurant tadi. Jennie hanya menatap laki-laki itu menghilang di kegelapan.

"Orang gila macam apa dia itu?"ucap Jennie dan memasukkan kartu nama Mino di kantung hoodienya dan lanjut berjalan dengan lesu.

"Hahhhh... gelap sekali, seperti hidupku."keluh Jennie memandang langit-langit yang sudah gelap. Ia berjalan mencoba menahan tangisnya, kenapa ia selalu sesial ini?

"Apa aku dikehidupan sebelumnya adalah pengkhianat bangsa sampai harus hidup kembali dengan keadaan seperti ini?!"teriak Jennie lagi sambil mengumpat, ia benar-benar sial.

'Sometimes I wish I could do something stupid
Be kinda reckless while I can
Say I don't give a damn
But I'm older than I am
I could get hurt and get some scars to prove it
Just say to hell with all my plans
'Cause I don't give a damn
But I'm older than I am

Why am I always the one making decisions?
How do I handle the pressure?
I do my best to fake it
But honestly I hate it.'
Lennon Stella - Older Than I Am

(UN)FORTUNATE FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang