Mino menatap Ibunya yang sedang sibuk memilah-milih gaun untuk Jennie. Sedangkan Mino melihat Jennie hanya pasrah dan tetap tersenyum, Mino sedikit berterima kasih karena Jennie benar-benar menuruti semua mau Ibunya.
"Anakku!"panggil Ibunya kepada Mino. Mino langsung sadar dari lamunannya dan tersenyum dan berjalan menghampiri Ibunya.
"Nde, Eomma?"tanya Mino.
"Sini, lihat."Ibunya menarik tangan Mino menuju suatu ruang ganti dan terlihat Jennie mengenakan gaun pengantin. Mino sekilas melihat Jennie sangat cantik dan menyadarkan dirinya, si miskin ini tidak cantik.
"Apakah bagus?"tanya Jennie kikuk dihadapan Mino dan Ibunya.
"Tentu saja! Kamu cantik sekali!"ucap Ibu Mino semangat. Mino hanya diam saja, tidak tertarik berkomentar namun Ibunya mencubit anaknya itu.
"Ahhh... iya oke juga."ucap Mino terpaksa.
Jennie melirik sinis lalu tersenyum pada Ibu Mino.
"Eomma, terima kasih. Aku akan ikut pilihanmu."ucap Jennie lembut.
"Sama-sama. Mino, bayar gaun ini."ucap Ibunya pada Mino. Mino cuma mengangguk dan berjalan kearah kasir. Jennie masuk ke dalam ruang ganti dan mengganti bajunya menjadi baju normalnya lagi.
Jennie berjalan keluar dan menghampiri Ibu Mino dan Mino yang sedang asyik ngobrol menunggu Jennie.
"Aku sudah selesai."ucap Jennie.
"Ah, Jennie. Eomma ada urusan dulu sama teman. Kamu pulang duluan ya sama Mino."kata Ibu Mino sambil tersenyum.
"Ah? Baik, Eomma."
Ibu Mino melambaikan tangan dan pergi lebih dulu meninggalkan dua orang yang seperti tom & jerry ini berduaan.
"Nih."ucap Mino memberikan 2 kantung belanja.
"Kan cuma beli satu gaun, kok ada kantung yang lain beda merk lagi?"tanya Jennie bingung.
"Satu lagi untuk acara besok. Ada pesta untuk semua kolega Ayahku. Kau ikut karena Ayahku ingin bertemu denganmu."jelas Mino masih berdiri berdampingan dengan Jennie.
"Baiklah. Kau tidak membawakann kantung-kantung ini sampai mobil? Kau kan laki-laki."protes Jennie.
"Enggak."jawab Mino masa bodoh dan langsung berjalan kearah mobilnya tanpa mengajak Jennie. Jennie merungut kesal dan berlari kecil menyamakan langkah kakinya dengan Mino.
"Jangan jutek-jutek sama aku, loh nanti jatuh cinta."goda Jennie sambil tertawa. Mino menghentikan langkahnya dan menatap Jennie.
"Dengar ya, pertama aku tidak percaya cinta dan kedua, kalaupun aku harus jatuh cinta tidak mungkin sama kamu karena tipeku sangat tinggi."balas Mino dengan senyum sinis lalu lanjut berjalan menuju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(UN)FORTUNATE FATE
FanficKim Jennie, 22 tahun. Selalu sial. Ditinggal pacarnya yang kaya karena tidak direstui, gagal debut, ditinggal kedua orangtuanya yang kabur karena dikejar hutang, dipecat dari pekerjaannya karena penagih hutang selalu datang ke kafe tempat ia bekerja...