Christmas Night, Dec 24 2020, Kediaman Keluarga Song
Jennie masih senyum-senyum sendiri menatap Mino yang cemberut karena dipaksa menggelapkan warna rambutnya oleh Jennie. Bagi Jennie, Mino paling tampan saat rambutnya normal, namun bagi Mino ia sangat tampan saat rambutnya blonde dan rusak.
"Kan cakepan rambutnya begini ya, Eomma?"tanya Jennie pada Ibu Mino yang sedari tadi melihat Mino yang diam dan cemberut.
"Eo. Paling tampan kalau sudah seperti ini."jawab Ibu Mino sambil terkekeh.
"Lagian Mino Oppa kalau blonde seperti nenek-nenek."ejek Rose.
"Kalian emang gak ada yang sayang sama aku."balas Mino hiperbola.
"Senang deh, akhirnya bisa natalan dengan menyiapkan semuanya sendirian. Jennie, ayo masak sama Eomma. Rose temani Mino menyiapkan pohon natal ya."ucap Ibu Mino pada ketiga manusia aneh dihadapannya.
"Ayo!"ucap Jennie riang. Ibu Mino dan Jennie berjalan menuju dapur dan menghilang meninggalkan Rose dan Mino diruang tengah berdua.
"Ayo kita hias pohon natalnya."ucap Mino pada Rose. Rose mengangguk dan bergeser kearah pohon natal yang tidak jauh dari mereka berada sekarang. Pohon natal yang besar dan kokoh ada dihadapan mereka.
"Ini pertama kalinya aku bisa natalan dengan pohon natal."curhat Rose sambil memilah-milih aksesoris untuk pohon natal keluarga Song.
"Jinjja? Kalau aku ini pertama kalinya natal bersama keluarga."balas Mino yang juga sibuk memilah-milik aksesoris.
"Mino Oppa, bolehkah aku meminta sesuatu darimu?"tanya Rose.
"Tentu saja. Kau kan sudah menjadi adikku sekarang."jawab Mino sambil tersenyum.
"Tolong jaga Eonnie. Jangan pernah sakiti Eonnie. Jennie Eonnie, sudah melewati banyak hal. Karena kalian sudah menikah, aku yakin Oppa juga sudah menyadari bekas luka di atas dada kiri Eonnie."ucap Rose sambil menunduk sedih.
"Bekas luka?"tanya Mino bingung.
"Ah? Oppa gak sadar ya? Ah kalau begitu lupakan. Intinya tolong jaga Eonnie."jawab Rose gelagapan.
"Wae? Ceritakan padaku, Rose."pinta Mino.
"Eonnie membenci orangtua kami bukan hanya karena ditinggalkan hutang. Saat kecil, kami berdua tidak merasakan kasih sayang orangtua yang seharusnya, sering kali orangtua kami menyiksa kami. Bekas luka di atas dada kiri Eonnie adalah bekas tusukan pisau saat ia bertengkar dengan orangtua kami. Saat itu Eonnie hanya berumur 13 tahun, ia melindungiku yang habis dipukul habis-habisan."cerita Rose.
Mino terdiam, menatap Rose tidak percaya. Ia menolak mempercayai apa yang baru saja ia dengar. Dibalik senyum manis dan sifat ceria yang selalu mewarnai hari-harinya ternyata menyimpan luka sedalam itu.
"Meskipun Hoony Oppa jahat, tapi ia pernah sangat baik pada Eonnie. Saat Eonnie mencoba bunuh diri dan bekas sayatan itu menyisakan bekas di pergelangan tangannya, Hoony Oppa yang membiayai pengobatan hingga bekas itu sangat pudar sekarang. Namun, kalau Oppa perhatikan, bekas itu masih ada."tambah Rose menunduk sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
(UN)FORTUNATE FATE
FanfictionKim Jennie, 22 tahun. Selalu sial. Ditinggal pacarnya yang kaya karena tidak direstui, gagal debut, ditinggal kedua orangtuanya yang kabur karena dikejar hutang, dipecat dari pekerjaannya karena penagih hutang selalu datang ke kafe tempat ia bekerja...