4 Bulan Kemudian
Mino dan Jennie berjalan memasuki rumah Ibu Mino yang sudah heboh menyiapkan jamuan untuk menantunya yang sedang hamil dan anaknya yang sudah lama tidak terlihat karena berada di Roma.
"Jennie-aahhhh, ayo sini. Duduk. Astaga, kami rindu sekali denganmu."sambut Ibu Mino memeluk Jennie.
Dimeja makan itu, duduk Rose dan Ayah Mino yang tersenyum kepada mereka.
"Eomma, makanannya banyak sekali."ucap Jennie sambil tersenyum.
"Tentu saja, kamu kan makan untuk 2 orang."balas Ibu Mino.
Mino dan Jennie duduk dikursi makan dan berbincang-bincang setelah sekian lama.
"Jadi, perempuan?"tanya Ayah Mino pada anaknya.
Mino menegak minumannya dan mengangguk, "Nde, Aboeji."
"Pusing perempuan semua dirumah ini."ucap Ayah Mino sambil tertawa.
"Yeobo! Tentu saja ini kabar baik, aku akhirnya bisa mendandani cucuku dengan cantik."balas Ibu Mino.
"Asal gak mirip, Mino. Abeoji gak masalah."lanjut Ayah Mino sambil terkekeh.
"Abeoji!"ucap Mino sambil menatap Ayahnya kesal.
"Tapi memang lebih baik mirip Jennie."tambah Ibu Mino sambil tertawa.
"Aish... Jinjja. Padahal aku juga cakep loh."protes Mino sambil melirik kesal kedua orangtuanya.
"Kamu senang bisa pulang?"tanya Ibu Mino pada Jennie.
"Nde, Eomma!"
"Aku juga bersyukur bisa pulang."tambah Mino.
Semua tersenyum menikmati perbincangan mereka bersama. Jika saja Mino tahu apa yang akan terjadi, ia sungguh menyesal membawa Jennie kembali pulang.
***
Jennie kesusahan duduk disofa yang sudah lama tak ia duduki, menatap ruangan itu dengan senyum indah diwajahnya. Mino menghampiri Jennie dan memeluk wanita itu dengan manjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(UN)FORTUNATE FATE
FanfictionKim Jennie, 22 tahun. Selalu sial. Ditinggal pacarnya yang kaya karena tidak direstui, gagal debut, ditinggal kedua orangtuanya yang kabur karena dikejar hutang, dipecat dari pekerjaannya karena penagih hutang selalu datang ke kafe tempat ia bekerja...