Jennie terbangun dan langsung melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 9 pagi. Dengan rasa kantuk yang masih terasa, ia mengecek handphonenya dan melihat notifikasi Twitternya membludak.
"Omo... ottoke?! Mino bego!"ucap Jennie langsung menghapus tweetnya itu.
Dengan sigap ia langsung berganti pakaiannya dan berlari keluar kamar dan ke lantai bawah.
"Kau sudah bangun? Ayo makan dulu."ajak Ibu Haruto.
"Eommonim, aku ada urusan mendadak. Maaf gak bisa sarapan disini. Aku pamit ya."ucap Jennie buru-buru lari mencari taksi.
Handphonenya berdering, Ibu Mino telepon dipagi hari yang chaos ini.
"Nde, Eomma."sapa Jennie.
"JENNIE KAMU DIMANA? Itu loh heboh-heboh karena sosial media kamu. Kamu kenapa sama Mino?!"tanya Ibu Mino heboh.
"Eomma, maaf sebelumnya itu hanya kesalahpahaman. Nanti aku akan jelaskan. Maaf Eomma."jawab Jennie sopan.
"Baiklah. Nanti tolong jelaskan padaku. Kalau ada apa-apa jangan ragu cerita."ucap Ibu Mino lagi.
"Nde, Eomma."
Jennie menutup teleponnya dan menutup wajahnya dengan tangannya. Bagaimana ini? Ia tidak menyangka kalau Mino bisa sebodoh itu.
***
Jennie dengan terburu-buru berjalan memasuki pent house Mino, ia benar-benar ingin memukul laki-laki bego itu.
Jennie melihat Mino yang masih tertidur di sofa, dengan 3 botol soju yang sudah kosong diatas meja. Jennie menghela nafas dan menghampiri Mino.
Jennie membuka selimut dan mendapati Mino sedang meringkuk dengan wajah pucat. Dengan panik Jennie berjongkok dan memeriksa Mino.
"Ya... kau demam."ucap Jennie. Jennie terburu-buru melangkah ke dapur dan menyiapkan bubur untuk Mino makan sebelum ia mencekokan obat pada Mino.
Dengan kecepatan kilat, Jennie berhasil membuat semangkuk bubur hangat untuk Mino. Jennie membawanya ke meja tengah tepat di hadapan Mino yang sedang sakit.
"Ayo makan dulu. Habis ini minum obat."ucap Jennie menyuapkan sesendok bubur kemulut Mino.
Tanpa jawaban, Mino menurut menelan beberapa sendok bubur. Wajahnya yang pucat membuat kemarahan Jennie menghilang.
Jennie membuka kotak obat dan mengambil obat penurun panas untuk Mino. Dengan segelas air putih di tangannya, Jennie membantu Mino meminum obat itu.
"Ayo pindah ke kamar."ucap Jennie lagi membantu memapah tubuh Mino yang sangat tinggi itu kedalam kamar.
Jennie merebahkan tubuh Mino dikasur, ia mengambil sebuah kaos di lemari Mino dan membantu Mino berganti pakaian karena pakaian yang ia pakai sekarang sudah basah oleh keringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
(UN)FORTUNATE FATE
FanfictionKim Jennie, 22 tahun. Selalu sial. Ditinggal pacarnya yang kaya karena tidak direstui, gagal debut, ditinggal kedua orangtuanya yang kabur karena dikejar hutang, dipecat dari pekerjaannya karena penagih hutang selalu datang ke kafe tempat ia bekerja...