Prolog

130 16 4
                                    

"Ngga! Kamu ngga boleh pergi."

"Ngga! Kenapa kamu gini."

Mimpi yang sering terulang selama 15 tahun itu terus saja membuatnya tak tenang.

Lelaki itu masih tertidur dengan sangat gusar sampai akhirnya.

"Tidak!" Teriaknya seraya terbangun. Ia melirik dan mematikan jam weker antik yang berada diatas laci meja disamping kasurnya.

"Sial dia lagi!" Makian pertama Ia dipagi ini.

Mimpi tersebut selalu mampu membuat harinya menjadi kacau. Mimpi yang sama yang sering terulang selama ini.

Mimpi yang selalu mengingatkan tentang betapa bencinya dia dengan kota kecil bernama Mojokerto dan kenangan yang ada didalamnya.

Bisma Anggara Putra, pria berumur 33 tahun yang memiliki karir cemerlang di Kepolisian Republik Indonesia, terkenal akan kedisiplinan dan intelektualnya yang tinggi membuatnya memiliki kedudukan yang cukup tinggi diumurnya yang terbilang masih muda.

Fisiknya yang sempurna dengan tampang rupawan, membuatnya sangat terkenal dikalangan wanita. Namun sikapnya sangat dingin dan selalu acuh kepada wanita yang mendekatinya.

Dia sangat benci dengan wanita. Baginya wanita hanyalah bagian dari kehidupan dimana mereka diciptakan hanya untuk menyusahkan para pria. Sifatnya yang sering kekanak kanakan, manja, selalu ingin dianggap benar, dan terpenting mereka terlalu berperasaan.

Ia benar benar memiliki pengalaman buruk tentang wanita, dari mulai ibunya yang meninggalkan ayahnya dan juga dirinya diusianya yang baru beranjak remaja untuk lelaki lain, hingga seorang gadis yang Ia kira tak akan pernah meninggalkannya justru malah pergi begitu saja ketika Ia benar benar membutuhkan sosok penguat disaat Ia kehilangan semua yang Ia kira adalah keluarga.

————————

"Selamat pagi Pak Bisma." Sapa seorang polisi wanita berpangkat Briptu ketika mereka berpapasan di depan pintu masuk Kantornya di daerah Jakarta Selatan.

"Selamat pagi." Balasnya ramah namun tetap dengan air mukanya yang selalu datar.

Terlihat senyum Polisi wanita bernama Anggun itu terbit walau sedikit kaku.

Bagaimanapun, tak ada satu wanitapun yang dapat mengelak ketampanan milik Bisma ini. Namun tak pernah ada yang bisa ataupun berani untuk mendekatinya .

Ia terus melanjutkan langkah kakinya sampai kedepan ruangan yang biasa digunakan untuk pertemuan maupun rapat rapat penting yang biasa diadakan petinggi kepolisian disana.

Dengan mantap ia membuka knop pintu tersebut dan masuk ke dalam. Didalam telah ada beberapa polisi yang berpangkat Bripka yang sama sepertinya. Ia langsung bergabung dengan kawan kawannya tersebut guna menerima tugas baru mereka.

Tak beberapa lama komandan mereka masuk dengan tenang namun tak pernah meninggalkan sisi tegas berwibawa khas miliknya.

"Jadi hasil dari rapat yang diadakan minggu lalu, kami memutuskan untuk membentuk tim khusus guna mengungkap para mafia narkoba yang kini tengah aktif pergerakannya di Jawa Timur." Pembukaan yang diberikan oleh Jendral Kepolisian kepada para anak buah terpilihnya yang akan dikirim khusus untuk menuntaskan kasus tersebut.

"Yang pertama, Bripka Wisnu Adi."

"Siap komandan"

"Kau ditugaskan di kota Kediri, dengan markas Kepolisian Resort Kota Kediri. Dengan membawa 5 orang pasukan yang akan menjadi anak buahmu."

"Siap laksanakan"

"Yang kedua, Bripka Dewa Asmoro."

"Siap komandan"

"Kau ditugaskan di Kabupaten Blitar dengan markas Kepolisian Resort Blitar dengan membawa 3 orang pasukan yang akan menjadi anak buahmu."

"Siap laksanakan"

"Selanjutnya yang ketiga, Bripka Bisma Anggara Putra."

"Siap komandan."

"Kau ditugaskan di Kota Mojokerto dengan markas Kepolisian Resort Kota Mojokerto dan dengan membawa 3 orang pasukan yang akan menjadi anak buahmu."

DEG!

"Siap laksanakan."

Damn it!

Ia terkejut bukan main saat ini. Kenapa takdir kini mempermainkannya. Membawanya kembali ketempat itu setelah kurang lebih 12 tahun Ia tinggalkan.

Kenapa?

Kenapa harus kesana?

Kenapa harus sekarang?

Dimana Ia bahkan belum bisa memaafkan kota Kecil tersebut.

Ia hanya terus memikirkan takdir yang lucu ini. Takdir yang akan membawanya kembali ke Kota dimana dia telah membunuh sosoknya sendiri dimasa lampau. Kota dimana semua kisah indahnya berakhir menyedihkan.

Hanya menyisakan dia seorang diri, tanpa rumah, atau bahkan sekedar sandaran. Kota kecil dengan penuh kenangan yang menyakitkan. Kota yang benar benar Ia benci.

Mojokerto.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Konnichiwa minaa♡

Terima kasih dah mau mampir ke ceritaku ini XD

Semoga kalian suka♡

Jangan pernah lupa tinggalkan jejak ya♡

Biglaff nd bighug dari Timur {}

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang