Musuhku_jodohku (Lengkap)

Broken_Heart1

Assalamu'alaikum wr.wb

Aku balik lagi nihh (yeyy senengkan??😂😂)

Apa kabar kalian?

Masihh lumutan atau udah jamuran?😂#becanda✌

Maaf baru bisa di next sekarang.

Sehat??

Oke. Yuk langsung baca aja

#Enjoyy

Typo is my hobby💜

********

"Kamu akan tahu seberapa pentingnya seseorang, apabila orang itu sayup- sayup menghilang."

*******

Tring...Tring.... ponsel itu berbunyi nyaring, pesan dari seseorang baru saja tiba di ponsel milik Alvin, namun tak digubris olehnya.

Mereka sedang sibuk membagi kasih, Nazwa bermanja- manja dengan pacarnya itu, meski hanya duduk menonton tv dan saling berpelukan membuatnya amat bahagia.

Hingga sesuatu hal penting teringat olehnya,
"Kamu kapan cerai- in dia?" Alvin terkejut atas apa yang diucapakan kekasihnya ini.

"Kenapa?, kok kaya kaget gitu sih," Nazwa mulai curiga, jangan- jangan Alvin sudah jatuh cinta dengan Zahra dan tidak ingin melepaskannya.

Nazwa mengerucut sebal,
"Jadi kalian ngga ada rencana buat pisah?,"Nazwa menjauh dari pelukan alvin, bersidekap marahnya.

"Bukan gitu," Alvin coba untuk membujuknya, bergeser lebih dekat dengan pacarnya ini.

"Apa?, jadi kamu anggap aku ini apa?, Zahra istri kamu, lalu aku?, hanya pacar kamu?, bukankah aku ini sama seperti selingkuhan kamu?,"Alvin bungkam dibuatnya, ia tidak pernah berpikir jika semuanya akan menjadi serumit ini.

"Hidup ini tidak adil, aku yang lebih dulu kenal kamu, tapi dia...-"ucapan Nazwa terpotong lantaran Alvin menyuruhnya berhenti berucap.

"Sutt...,"Alvin menaruh jari telunjuknya tepat didepan bibir Nazwa.

"Kamu tahukan?, aku ini hanya milikmu," Nazwa mulai terlihat luluh kembali.

*Ayolah, wanita memang selalu berubah- ubah, layaknya angin.*

Tanpa mereka sadari ada sosok lain yang sedang berdiri di balik pintu apartemen itu, ia mengiuping apa yang mereka bicarakan, tanpa sadar rasa sakit sayup- sayup mulain merambat ke hatinya, dia tidak lain ialah Zahra.

"Lalu aku berperan sebagai apa di dalam hatimu,"gumamnya menahan sakit yang merambat tepat di ulu hati.

"Aku tahu itu, tapi aku hanya takut jika suatu hari kau akan membagi hatimu ini untuknya," Nazwa mulai menangis, ia tidak berbohong tentang rasa takutnya ini.

Alvin menggeser posisinya lebih dekat dengan Nazwa, dipeluknya tubuh kekasihnya itu, diusapnya punggung mungil miliknya itu guna menenangkannya.

"Aku tercipta untukmu, ingat hanya untukmu!,"Nazwa menangguk dalam dekapannya.

Diciumnya pucuk kepala Nazwa,
"Maaf, semua ini salahku," Nazwa menggeleng, melepas pelukannya, beralih menatap sang pujaan hatinya.

"Jangan katakan itu, ini semua adalah takdir,"Alvin tersenyum, sikap seperti inilah yang membuat ia terjatuh terlampau jauh di samudra cintanya Nazwa.

"Aku yakin suatu hari, aku akan berpisah dengannya, apakah kamu sanggup menunggu?," Nazwa mengangguk dengan terharu, apa yang dipikirkannya ternyata tidaklah benar.

"Orang tuaku amat menyukainya, jadi akan sulit untukku jika melepaskannya tanpa sebab,"

Kata- kata itu amat membuat hati Zahra teriris pisau yang tajam,