Nazwa?, Gila.

211 19 1
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb

Aku balik lagi nihh (yeyy senengkan??😂😂)

Disini author pengen ngasih tahu, kalau cerita ini akan memasuki tahap akhir, jadi bercandanya mulai di jauhin, sedikit.✌

#Enjoyy

Typo is my hobby💜

********

"Apa yang kita inginkan, tidak akan pernah sejalan dengan apa yang kita harapkan, salahkan saja kita yang mudah berharap kepada selain Allah swt."

********

Rasa khawatir Alvin kian memuncak bersamaan dengan hilangnya Zahra dari jaungkauannya.
Berlari tak tentu arah, semoga bisa memnenukan istrinya itu.

Bruk...,

Alvin rasa ia mulai gila, sehingga tak sengaja menabrak seseorang.
"Ah, maafkan saya."

"Zahra ada ditangan saya,"bisik orang itu tepat ditelinga Alvin yang membuatnya melotot, diliriknya orang itu yang memang berpenampilan sangat mencurigakan, secara bersamaan orang itu bergegas lari menjauh darinya.

Alvin mengejarnya dengan kencang,  hingga lagi- lagi ia menabrak seseorang dengan kedua kalinya.

"Maaf,"Alvin hendak berlari kembali namun jejak orang itu telah mengilang bersamaan dengan keramaian.

Tiba- tiba tangannya dicekal.
"Alvin, ada apa nak?," syukurlah ternyata orang itu adalah ayahnya sendiri, bersama ibu dan adiknya.

"Zahra pa,"saking capenya ia tak sanggup melanjutkan kata- kayanya.

"Kenapa sama Zahra, Vin?"kini ibunya yang bersuara dengan nada cemasnya, sambil menggendong Risya yang nampak tengah tertidur.

"Dia, hilang ma." Mereka tercengang atas apa yang diucapkan anaknya itu tentang menantunya.

"Kok bisa ilang, Vin?" Mama irene makin khawatir dibuatnya.

"Dia..., tadi..., dia tadi-"

Melihat anaknya terbata- bata itu, membuat om Jin iba terhadap peristiwa yang menimpa menantunya itu.
"Udah- udah, tenangin diri kamu dulu nak, kamu juga ma, biarin Alvin tenang dulu."
Mamapun setuju akan apa yang diucapkan suaminya itu.

"Kita cari Zahra bareng- bareng nak, dan kamu mah, pulanglah lebih dulu, kasihan Risya kecapean."mama irene mematuhi perintah suaminya.

*****

Gedung tua yang terbengkalai menjadi tempat dimana Zahra disekap, ruangan gelap yang minim pencahayaan itu menambah kesan menyeramkan dengan hanya adanya satu lampu elektra.

Tangan Zahra diikat kebelakang melekat dengan kursi, tak lupa kedua kakinya yang sama- sama ikut diikat.

"Ah kepalaku," Zahra tersadar dari tidur sementaranya disertai dengan rasa pening yang menyerang kepalanya dibagian belakangnya.

"Dimana ini?," Zahra melihat kesekelilingnya, ia baru ingat pada saat ia hendak menghampiri suaminya, tiba- tiba ada yang memukul kepalanya dengan benda keras, hingga merenggut kesadarannya.

"Apa aku benar- benar diculik?, jika iya, itu tidak masuk akal, aku tidak kaya, aku juga tidak punya musuh, jadi...-" Zahra tak melanjutkan gumamannya kala mendengar suara derap langkah mengarah kearahnya, ia putuskan untuk berpura- pura tak sadarkan diri.

Brak...., terdengar suara pintu yang terbuka, Zahra sangat penasaran siapa yang menculiknya,ia memberanikan diri untuk mengintipnya, yang pertama kali masuk mungkin anak buah dari penculiknya, hingga terakhir menampilkan sosok yang amat ia kenal.

Musuhku_jodohku (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang