Usai

166 14 2
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb

Aku balik lagi nihh (yeyy senengkan??😂😂)

Disini author pengen ngasih tahu, kalau cerita ini akan memasuki tahap akhir, jadi bercandanya mulai di jauhin, sedikit.✌

#Enjoyy

Typo is my hobby💜

******

"Ikhlas adalah pilihan terbaik dalam mencintai seseorang yang tak ingin lagi bersamamu."

******

"Selamat jalan istriku," untuk yang terakhir kalinya om Jin mengecup kening istrinya, sesak rasanya melepaskan orang yang kamu sayangi selama ini, itulah sekiranya yang dirasakan om Jin yang melepas kepergian istri tercintanya beserta anaknya.

"Mama,"gumam Alvin termenung memutar memori- memori tentang kebersamaan mereka.

"Ini semua salahku,"tutur Zahra yang menyalahkan dirinya sendiri.

"Apa maksudmu nak?," papa Jin bertanya usai mendengar perkataan Zahra.

Zahra menceritakan semuanya, bagaimana ia diculik, alasannya dan kemunculan ayah Nazwa.

"Jadi dalang dari semua ini adalah Nazwa." Alvin tak menyangka sedikitpun, gadis yang penurut itu ternyata berhati iblis.

"Itulah yang papa takutkan selama ini," mereka mengernyit bingung.

"Alasan papa tak menyukai Nazwa adalah karna dia merupakan anak semata wayang dari Rafa, orang kejam didunia bisnis." Akhirnya rahasia ini terbongkar pula.

"Papa sengaja menikahkan kamu duluan dengan Zahra, karna tak ingin kamu menikahi orang yang salah," Alvin bersyukur atas keputusan yang orang tuanya buat untuk dirinya.

"Tapi lihatlah, ini tetap saja terjadi." Om Jin menceritakan semuanya.

Hari ini menjadi hari yang paling diingat Alvin dan semuanya, menjadi hari dimana ia kehilangan ibunya dan adiknya.

******

Rumah Alvin menjadi ramai, namun tidak ada tawa, hanya sendu dan luka.

Tepat hari senin ini, Om Jin menggelar acara pemakaman dll untuk istrinya dan anaknya.

Om Jin termenung menatap foto istrinya yang tersenyum didampingi foto anaknya tepat disebelahnya.

Pemakaman dihadiri oleh laki- laki saja, sedangkan perempuan menunggu dirumah untuk mengirimkan doa.

Ritual pemakaman sudah hampir selesai, hanya perlu menguburnya dengan tanah.

"Apa yang kalian lakukan huh?, bagaimana jika adik dan ibuku sesak tak bisa bernafas?," Alvin tak terima akan semua yang terjadi, ini terlalu mengejutkannya.

"Apa yang kau katakan nak?," om Jin menyuruh mereka untuk segera menguburnya, ia meneteskan air matanya melihat anaknya ini.

"Papa, mereka bisa mati, tidak bisa bernafas." Adu Alvin meyakinkan papanya.

Plak...

Om Jin tak kuasa dengan keadaan ini, hingga ia melayangkan tamparannya, Alvin hanya berkaca- kaca memegangi pipinya.

"Apa kau gila?, mereka sudah tiada." Om Jin memeluk anaknya yang seperti orang linglung.

"Ikhlaskan mereka nak!," Alvin menangis terseguk- segukan dengan kenyataan pahit ini.

******

Om jin dan Alvin tiba dirumah duka itu, disambut Zahra yang tidak dalam keadaan baik pula, sama seperti mereka.

Musuhku_jodohku (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang