Janji?

219 17 2
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb

Aku balik lagi nihh (yeyy senengkan??😂😂)

Disini author pengen ngasih tahu, kalau cerita ini akan memasuki tahap akhir, jadi bercandanya mulai di jauhin, sedikit.✌

#Enjoyy

Typo is my hobby💜

*****

"Pada akhirnya, janji adalah sebuah ketidak sanggupan, yang kita ucapkan."

*****

Setelah asyik main kejar- kejar, Zahra meminta Alvin untuk mengajaknya naik kincir angin, agar kemesraan mereka tidak hanya bersifat sementara.

Dengan Alvin yang duduk tepat dihapan Zahra, membuatnya amat canggung kala keheningan ikut berbaur bersamanya.

"Emang fakta ya, kalau kita lagi naik kincir angin terus berada tepat di titik tertinggi, dan berdoa, apapun itu akan terkabul?," Zahra mempertanyakan kebenaran dari mitos tersebut, agar tak terlalu canggung.

"Nggalah, percaya aja kamu sama mitos yang kaya gituan, itu mah cuma pemikiran mereka aja, karna mereka rasa makin tinggi mereka berada, makin deket pula mereka sama Tuhannya (Allah. Swt)." Penjelasan yang dilontarkan Alvni memang cukup masuk akal hingga membuat Zahra mangut- mangut paham.

"Benar juga ya," pemikiran Zahra mulai terbuka akan hal- hal mitos itu, karna gemes melihat tingkah Zahra yang seperti itu membuat Alvin tak tahan untuk tidak mengusap pucuk kepalanya, membuat Zahra sebal karna ulahnya itu membuat rambut Zahra acak adul.

Buru- buru Zahra merapihkannya, sambil terus menggerutuk menyalahkan Alvin.

"Sini aku bantuin," Alvin memajukan dirinya lebih dekat dengan Zahra, meraih kepalanya yang tertunduk, dan mulai merapihkan rambutnya, dengan jarak yang terbilang amat dekat membuat Zahra memerah disertai degup jantungnya yang tak tertahankan.

Alvin curi- curi pandang ke arah Zahra yang tertunduk dengan wajah yang memerah akibat perlakuan manisnya ini, tak lupa dengan tangan kakannya yang memegang erat kerah bajunya.

Alvin amat yakin jika saat ini istri kecilnya ini sedang gugup atas situasi yang terjadi, terlihat dari cara ia menahan nafasnya kala Alvin dengan sengajanya mengikis jarak mereka jadi setipis helai rambut.

"Udah," Zahra reflek mendongak hingga hampir saling berciuman karna jarak mereka yang amat dekat, seperti nadi.

Terjadilah aksi saling menatap penuh arti, yang makin membuat Zahra kian memerah.

Gemas dengan reaksi yang diberikan Zahra, membuat Alvin tak bisa menahan dirinya lagi, dibelainya pipi merah seperti cherry itu terlampau lembut membuat Zahra merem melek dibuatnya.

Alvin amat menikmati kebersamaan mereka, kala Zahra membuka matanya kembali, mata  indah itu mampu membuat Alvin tersihir, kini tidak ada jarak lagi diantara mereka, Alvin memiringkan kepalanya hendak mencium Zahra, namun tanpa mereka sadari, mereka telah berada di bawah kembali.

Zahra yang menyadarinya, lantas menjauh dan mendorong Alvin hingga terpental dengan refleknya, Sedangkan Alvin meringis dibuatnya.

"Maaf," Zahra yang merasa bersalahpun bergegas membantu Alvin yang meringis.

"Ngga masalah, inilah resikonya punya istri galak,"kali ini candaan Alvin keterlaluan menurut Zahra.

"Oh gitu, jadi nyesel punya istri galak kaya aku, huh?." Gawat, habis sudah dirimu Alvin.

Alvin menggeleng mencoba menjelaskan kepada istrinya ini jika ia hanya bercanda semata.
"Ngga sama sekali, maksud ak-"

"Diem!!!," bentak Zahra tak ingin mendengar apapun penjelasaan Alvin, "kalau gitu,kenapa kita ngga pisa-"

Musuhku_jodohku (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang