Risya

207 15 1
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb

Aku balik lagi nihh (yeyy senengkan??😂😂)

Disini author pengen ngasih tahu, kalau cerita ini akan memasuki tahap akhir, jadi bercandanya mulai di jauhin, sedikit.✌

#Enjoyy

Typo is my hobby💜

******

"Rasa sakit yang sebenarnya, adalah saat kamu kehilangan orang yang kamu sayangi."

******

Setelah Nazwa menyuruh anak buahnya itu untuk melepaskannya, Zahra berjalan luntang- lantung tak jelas, rasa ngilu di tubuhnya kian terasa kembali lengkap dengan hujan yang turun untuk mengasihani dirinya.

Brukkk... Zahra tak sadarkan diri ditengah hujan yang membasahinya, derap langkah seseorang menghampirinya.

"Kau?, hey bangun!, jangan tidur disini!." Zahra mengintipnya saat kesadaranya kembali diraihnya.

Sosok seorang pria yang mengangkat tubuh rapuh Zahra, "Alvin."gumam Zahra yang kembali tak sadarkan diri.

******

"Zahra,"teriak Alvin yang terbangun dari mimpi buruknya dengan dibanjiri keringat dingin disekujur tubuhnya.

Diusapnya keringat diwajahnya,
"Hanya mimpi," namun Alvin merasa jika Zahra tidak dalam keadaan baik- baik saja.

"Aku tidak boleh menyerah, aku harus menemukanmu." Alvin bangkit dari ranjangnya dan berlari keluar.

"Apa yang lakukan huh?," mama irene berteriak tak suka dengan kehadiran segerombolan laki- laki yang lancang memasuki rumahnya tanpa izin.

"Hey!, keluar dari rumahku!." Kali ini sang ayah yang berteriak tak suka.

Alvin buru- buru menghampirinya,
"Ada apa ma, pa?"

"Mama juga ngga tahu Vin," rengek mama Irene yang nampak ketakutan ditambah kebingungan pula.

Alvin merangkul tubuh mamanya, "tenang ma, biar Alvin yang maju."

"Apa mau kalian?, katakan!." Alvin maju menyamakan mereka.

"Rumah ini kami sita, berserta aset- asetnya." Mereka semua kaget mendengarnya, Mama Irene  ambruk kelantai, sedangkan om Jin menenangkan istrinya.

"Atas izin siapa huh?," Alvin menarik kerah baju diantara mereka.

"Bos Rafa, ayahnya Nazwa." Om jin tercengang mendengar nama orang yang berbahaya itu.

"Apa?, katakan sekali lagi!, siapa orang itu" Alvin tak percaya atas apa yang terjadi.

"Aku." Pria paruh baya dengan setelan serba hitam itu menerobos tanpa izin kedalam rumah Alvin.

"Om?." Pak Rafa berjalan mendekati Alvin.

"Apa kabar nak?,"menepuk bahu Alvin, sebagai bentuk akrabnya, mengukir senyum palsunya pula.

"Tidak baik,"Alvin melepaskan tepukan tangan om Rafa dipundaknya.

"Menjauhlah dari anakku!," teriak om Jin menarik Alvin agar berjauhan dari Rafa.

"Oh..., santay saja pak Jin, Alvin itu sudah seperti anakku sendiri, yakan nak?," Alvin menatap nyalang padanya.

"Jangan sebut nama anakku dengan mulut kotormu itu!," Om Jin sangat jengah mendengarnya.

"Setan." Pak Rafa tersulut emosinya, ia hendak melayangkan pukulan ke Om Jin,

"Tidak." Mama Irene berteriak melihatnya.

Musuhku_jodohku (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang