Blood Sweat and Tear

216 14 2
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb

Aku balik lagi nihh (yeyy senengkan??😂😂)

Warning!!!, curhat:" aduh, ngga kerasa banget deh, kita udah ada diujung cerita nih, sedih😂✌😭, pokoknya makasih banget buat kalian yang udah dukung author (vote maupun komen) dan mengikuti terus cerita musuhku_jodohku ini, i love you💜"

#Enjoyy

Typo is my hobby💜

*****

"Apalah arti bahagia tanpa orang yang berharga."

*****

Alvin dan Zahra berserta om Jin tak ingin larut- larut dalam kesedihan, mereka memutuskan untuk move on, dengan dijualnya rumah penuh kenangan itu dan setelah kelulusan Alvin dan Zahra, mereka memutuskan untuk pergi dari Indonesia, menetap di Irlandia, negara yang terdapat aurora, impian Zahra.

Dengan diantar olek kak Nathan, Suga, Jimin dan Nica, mereka telah sampai di bandara, menurut jadwal penerbangan mereka, pukul 10.00 wib mereka akan meninggalkan Indonesia dengan harapan dan mimpi yang baru.

Nica menangis, sebenarnya tak ingin kehilangan sahabat baiknya itu,
"Emang ngga bisa ya kalau disini aja?," Zahra menggeleng, menghapus air mata Nica, lalu saling berpelukan dalam tangisan.

"Lebay." Hardik Suga yang menonton aksi mengharukan para cewek.

"Ganggu aja sih," mereka berteriak secara bersamaan, namun Suga hanya mengorek isi telinganya dengan tengil.

"Kalau ada kesempatan ntar gue nyusul deh," Alvin mengangguk senang mendengar penuturan Jimin.

"Thank's ya," kini giliran para cowok yang berpelukan, namun dengan gaya pria sejati.

"Baik- baik deh loe," Suga menepuk punggung Alvin.

"Om aku pamit dulu," kini giliran kak Nathan yang menjadi sorotan Zahra, ia hendak bersalaman dengan kak Nathan, namun dicegah oleh Alvin yang terbakar api cemburu.

"Tenang saja, aku hanya menanggap istrimu ini sebagai adikku." Kak Nathan terkekeh melihat aura kecemburan terpancar jelas diwajah Alvin yang hanya ditujukan kepadanya saja.

Alvin bernafas dengan lega,
"Tuh dengerin, jadi jangan kegeeran ya." Akhirnya kesongonggan Alvin mulai kembali, kita seharusnya mengucapkan hamdallah.

"Yeh siapa yang kegeeran?," Zahra berlalu dengan menggandeng tangan ayah mertuanya.

"Ayo pa, kita tinggalin dia." Om Jin tertawa melihat intraksi dari anak- anaknya itu.

"Dadah semuanya." Zahra berjalan masuk kedalam dengan lambaian tangannya.

"Dadah," mereka membalas lambaian terakhir Zahra.

"Btw makasih," Kak Nathan mengangguk, itu bukan hal yang sulit.

"Baiklah, selamat jalan." Alvin tersenyum melangkah pergi hendak menyusul istri dan ayahnya.

"Gue pergi ya, bro" Suga dan jimin mengangguk, mengikhlskannya.

"Baik- baik disana." Alvin mengangguk, berjalan pergi dari mereka.

"Hati- hati!."teriak kak Nathan yang dibalas lambaian tangan dari Alvin.

"Semoga kalian bahagia." Kak Nathan berlalu pergi beriringan dengan Suga, Jimin dan Nica.

*****

"Main ninggalin aja eh," Alvin kesal karna Zahra meninggalkannya, apalagi ayahnya yang berada dipihak Zahra.

"Nyebelin sih,"  sindir Zahra mendapat kekehan dari sang ayah.

"Udah- udah, jangan berantem!." Zahra memalingkan wajahnya.

Musuhku_jodohku (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang