Apa?

1.3K 42 3
                                    

Assalamu'alaukum wr.wb

Aku balik lagi nih (yey pada senengkan😂😂)

Selamat menyimak💜💜
👇👇👇👇👇

******

"Jika kamu tercipta untukku, lalu apakah aku juga tercipta untukmu?,"

******

Brukk...

Alvin membanting pintu kamarnya, ia masih tak bisa menerima keputusan ayahnya itu tentang hidupnya kelak.

"Ahh..." dibantingkannya jaket kulitnya itu amat frustasi, dan detik yang samapun ia menjatuhkan dirinya di atas kasur.

"Menikahlah dengannya" kata- kata dari ayahnya itu sungguh menggema di pikiran alvin.

"Ahhh....sial.."ucap alvin marah, ia menjambak rambutnya sendiri, hingga berada diposisi meringkuk seperti bayi baru lahir.

*******

"Puppy?," teriak Zahra memanggil- manggil anak kucingnya yang entah berada dimana, bisakan Zahra tanyakan pada google?.

"Mpup?,"panggilnya lagi, namun nihin kucingnya itu tidak menyahutnya, jika sudah seperti ini pasti akan ada sesuatu yang mengerikan menghampiri dirinya, karna memang sejak dulu kucingnya ini sangat sensitif dengan aura mengerikan.

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu membuatnya menghentikan kegiatan mencari kucingnya itu, apakah akan terjadi sesuatu padanya?, sesuatu yang akan merubah hidupnya?.

Zahra berharap jika berubah, itu adalah sesuatu yang baik, misalnya mendapat tiket VIP ke surga nanti, aamiin.

Tok...Tok...Tok
Ketukan itu kembali terdengar.

Pria paruh baya yang berpakaian rapi itu berada di depan rumah zahra.

"Sebentar."ucap zahra berjalan menghampiri pintu rumahnya.

Crek...

Zahra mengkerutkan keningnya. Menelisik dari atas sampai bawah.

"Siapa bapak ini?mmm..., kalo di lihat- lihat dia seperti..., 'NARUTO' di masa depan."pikir zahra dengan senyum misteriusnya.

"Dia memang cocok menjadi menantuku, terlihat dari caranya yang mudah tersenyum." Asumsi bapak itu.

"Maaf, Bapak ini siapa? Di rumah ini kami tinggal berdua jadi bapak mau bertemu dengan siapa?"tanya zahra begitu lantang.

"Khem, perkenalkan saya jin."ucapnya merapihkan dasinya,  Zahra hanya ber-oh riya, jadi apa hubungannya.

"Tunggu apa kayanya?, Jin? jadi ini temannya aladin yang terkenal itu"pikir zahra.

"Berdua? Saya pikir kamu tinggal sendirian di rumah ini zahra." Sambungnya mengembalikan Zahra dari asumsinya.

"Om Jin ini sebenarnya siapa?, kenapa ia tahu namaku?, apa jangan- jangan...," sungguh Zahra tak sanggup melanjutkan apa yang dipikirkannya.

"Maaf ada urusan apa ya, Om? jika tidak ada, maaf saya tidak bisa berbicara dengan orang asing." Ujar Zahra yang memang sedang diselimbuti pikiran negatif.

"Prinsip mu bagus,saya suka." Om jin tersenyum, ia memang tak salah pilih menantu.

"Tunggu- tunggu aku seperti mengenal senyuman sebangasa ini"pikir zahra.

"Bisa kita masuk dulu?"tanya Om Jin.

"Saya tidak bisa memasukan orang asing ke dalam rumah suci saya ini."ucap zahra mempertegasnya, meski ia takut akan dosa.

Musuhku_jodohku (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang