4.CILASKAR

1.8K 167 37
                                    

Happy Reading


"Bodo Ah yang penting ngga lama lagi aku jadi nenek kamu jadi kakek," ucap Fatma senang. untung saja Hana sekarang moodnya bagus,kalau tidak mana bisa dia melupakan protes suaminya.

"Kalau Laskar nikah juga gimana?" pertanyaan Laskar mulai ngawur.

Arlan dan Fatma kompak menoleh kearah Laskar "Hah."

Hana terdiam setelah itu bagitupun dengan Arlan yang hanya terdiam menatap Laskar mencoba mencerna ucapan Laskar.

"Hahahahaha lucunya. " tawa Hana, tawa yang dipaksakan lebih tepatnya.

"Jangan ngaco deh" ucap Hana, ada-ada saja Laskar.

Laskar meremas sarung yang ia kenakan memang benar dia menyukai perempuan disekolahnya, perempuan yang membuatnya tenang ketika ia melihatnya dan perempuan yang diam-diam dia selipkan namanya dalam doa, bukan berarti dia memaksakan kehendak Allah SWT. Tapi menyerahkan semuanya kepada Allah SWT kalau dia bukan untuknya berarti ada hadiah yang disiapkan Allah SWT yang lebih baik lagi.

"Ma, pa Laskar mau ngomong serius, sebenarnya Laskar suka temen sekolah Laskar, perempuan ini sangat menjaga dirinya makanya Laskar berani bilang kayak gitu, Laskar ngga berani ngajak dia pacaran," jelas Laskar.

Sudah lama Laskar memperhatikan perempuan ini, berawal dari lantunan Al-Qur'an yang selalu dibacakan perempuan ini saat berada di musholah sekolah hingga akhirnya mampu membangkitkan getaran dihati Laskar.

"Kamu serius? " tanya Hana meyakinnya, apakah anak bungsunya ini serius?

"Iya ma Laskar serius, Laskar sebenarnya mo bilang ini dari kemarin-kemarin kalau Laskar berniat mengkhitbah perempuan ini dan Laskar rasa ini momen yang tepat mumpung mood mama lagi bagus, " jelas Laskar lagi, kali ini dia serius.

"Lalu sekolah kamu gimana? " tanya Hana, iya juga yah kalau Laskar berniat melamar perempuan bagaimana dengan sekolahnya.

"Laskar berniat menikah, walaupun Laskar belum lulus sekolah ma." jawab Laskar.

Pikiran Laskar saat ini untuk apa dia mengajak perempuan berpacaran yang jelas dilarang oleh Allah SWT. Dan sudah pasti dia akan ditolak mentah-mentah, mendingan dia langsung mengkhitbah anak orang walaupun kemungkinan kecil untuk diterima. Mengingat mereka yang masih bersekolah.

"Kamu tau kan Laskar menikah bukan perkara mudah, menikah bukan main-main, menikah adalah sesuatu yang sakral dan tanggung jawab setelah menikah itu besar, " ingat Arlan membuka bicara, mencoba meyakinkan sang putra.

"Iya pa, Laskar udah mikirin ini mateng-mateng, sekarang Laskar cuman mau minta persetujuan mama papa. Papa ngga ngelarang anak sekolah yang sekolah disekolah papa menikah kan?" ujar Laskar lagi.

"Papa memang ngga ngelarang tapi nikah itu ngga mudah Laskar, kalau sekedar akad gampang yang penting ada saksi ada wali udah itu aja. Tapi tanggung jawab setelah itu kamu harus jadi pemimpin yang baik, kamu harus siap jadi contoh dan imam yang baik untuk istri dan anak kamu nanti, " jelas Arlan lagi.

"Iya Laskar udah siap In Syaa Allah pah, dan juga soal materi papa tau sendiri kan Laskar udah mulai kerja di perusahaan papa dan soal mental Laskar In Syaa Allah." jelas Laskar mencoba meyakinkan kedua orang tuanya.

"Papa setuju kalau gitu dan papa berharap omongan kamu bisa dipegang, papa akan melamarkan perempuan itu untuk kamu." putus Arlan akhirnya.

"Makasih pa," ucap Laskar.

"Tapi tunggu dulu mama kamu belum bilang apa-apa tuh, " sahut Arlan lagi.

"Kalau papa setuju mama juga setuju, tapi bagaimana kalau perempuan itu nolak kamu? " ucap Hana, bisa saja mamanya ini menurunkan semangat juang Laskar untuk mengkhitbah anak orang.

CILASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang