23.CILASKAR

758 47 1
                                    

Kamu ngga bisa ngontrol pikiran semua orang terhadap kamu, yang bisa kamu kontrol adalah tanggapan kamu tentang orang-orang. So, the choice is yours, do you want to bother thinking about it or stay silent and choose not to care.

Cilaskar_2021


Happy Reading.

Setelah dua minggu di skors dari sekolah, Rara kembali bersekolah, dengan cepat Rara melangkah.

Rara yang tengah asik belajar di kelas tiba-tiba di buat kaget dengan seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Rara?

Cila jadi takut mengingat kejadian dua minggu lalu, saat Rara membully dirinya sampai jatuh sakit, bayangan itu masih terputar di ingatan Cila.

"Rara? " bingung Cila.

"Cil gue mau ngomong! " ujar Rara to the point.

"Oke, ngomong apa? " ucap Cila berusaha tenang.

"Gue mau minta maaf, gue tau waktu itu gue udah keterlaluan, gue benar-benar minta maaf. Gue salah, gue ngga tau kalau lo sama Laskar udah nikah gue bener-bener minta maaf. " Rara mengulurkan tanyan dan mengucapkan itu dengan tulus, sangat tulus.

Cila memperhatikan Rara, sepertinya Rara betul-betul menyesal dengan apa yang dia lakukan, salah jika Cila tidak memaafkan Rara.

Cila membalas uluran tangan itu. "Aku udah maafin kamu. "

Karena senang Rara memeluk Cila. "Makasih Cila, lo udah mauaafin gue. "

Cila membalas pelukan Rara, semoga setelah ini Rara benar-benar tidak mengganggunya lagi, apalagi mbullynya seperti dua minggu yang lalu.

"Cila, gue boleh temenan sama lo nggak? " tanya Rara tiba-tiba.

Cila bukan orang yang tertutup, dia selalu open dengan siapapun, jika ingin berteman dengan Cila, Cila akan menerimanya dengan terbuka. Jika ada yang membencinya Cila juga tidak mempermasalahkan itu.

Menurut Cila, perasaan seseorang itu tidak bisa di kontrol jadi kontrol saja apa yang bisa kamu kendalikan, seperti tanggapan kamu kepada orang yang membencimu.

"Yah bisa, aku temenan sama siapapun kok, " jawab Cila.

Mendengar itu Rara jadi senang, setelah di skors Rara terus memikirkan kesalahan nya kepada Cila. Rara benar-benar keterlaluan, apalagi saat Rara tau ternyata Cila dan Laskar sudah menikah, di situ rasa bersalahnya benar-benar ada di puncak sampai berada dalam ujung penyesalan. Rara bukan tipe orang perusak hubungan orang, apalagi menghancurkan rumah tangga orang.

"Thank you Cil, "

Disaat bersamaan Zia datang dan menghampiri Cila. "Rara? "

Rara tersenyum saat melihat Zia, membuat Zia jadi ngeri sendiri. "Kamu ngga sakit kan Ra? "

"Ngga! " jawab Rara.

Zia mendekatkan mulutnya di telinga Cila untuk membisikan sesuatu. "Cil, kamu ngga diapa-apain kankan? "

Cila tersenyum setelah itu. "Rara sekarang temen kita Zia! "

"Temen? Rara? " bingung Cila.

"Santai aja muka lo, gue juga minta maaf sama lo, siapa tau gue punya salah sama lo, tapi seingat gue sih gue ngga pernah berurusan sama lo, " ujar Rara dengan nada bicara khas miliknya.

"Aku udah maafin kamu, " jawab Zia.

"So, gue udah bisa temenan sama kalian kan? " tanya Rara.

CILASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang