Aku tersenyum begitu menemukan keberadaan novel yang dari kemarin aku cari-cari. Dengan setengah berlari, aku menuju rak tempat novel yang kucari berada.
Aku menghembuskan napas kasar begitu mendapati tangan lain mengambilnya lebih dulu. Bahuku turun seketika. Rasanya sia-sia menabung sekian lama, tapi buku yang mau dibeli malah habis terjual.
Seseorang menyodorkan novel yang kucari dari tangannya, membuat aku yang tadinya menunduk, mendongak menatap sang empunya. Dia tersenyum sambil menaikan alisnya.
"Lo cari buku ini?"
Aku mengangguk.
"Nih buat lo aja. Kayanya lo lebih butuh. Gue bisa kok cari di toko lain." katanya sambil menyodorkan novel di tangannya kepadaku.
Aku menatapnya. "Serius? Gapapa?"
Kulihat dia mengangguk.
"Gak ah, nanti lo nyesel gimana? Toko lain kayanya juga udah habis." ucapku tersenyum tipis menolaknya.
Cowok itu melirik ke kanan atas lalu menatapku lagi. "Yakin nih? Kayanya lo yang bakal nyesel gak ngambil buku ini dari tangan gue."
Aku menggigit bibir bawahku. Memutuskan keputusan terbaik.
Aku tersentak kaget begitu tanganku diraih olehnya. "Eh?!"
"Ga usah kebanyakan pertimbangan. Ambil aja." katanya sambil menaruh buku ke tanganku lalu dengan cepat membalikan badannya meninggalkan aku yang masih kaget dengan tindakkannya barusan.
"Terus lo gimana kalau toko lain gak ada?" ucapku sedikit berteriak mengikuti langkahnya yang sudah tiga meter di depanku.
"Gampang tinggal pinjam punya lo." ucapnya menengok ke arahku satu detik lalu dengan cepat melangkah minggalkan book store sekaligus meninggalkan aku yang tidak sempat berterimakasih padanya.
Aku menatap bingung punggung cowok itu yang sudah tertelan tikungan. Apa katanya tadi? Pinjam? Bagaimana caranya? Kenalan juga gak? Ketemu lagi aja belum tentu? Bagaimana bisa pinjam punyaku? Aku menaikan bahu. Terserahlah. Masa bodo. Intinya novel incaranku sudah ada di tangan dan aku sangat berterimakasih kepada cowok itu karena rela menyerahkan novelnya untukku yang bagiku adalah benda yang amat berharga. Aku yang tersenyum puas sekaligus bangga mendapatkan novel incaranku dengan cepat melangkah menuju kasir, membayarnya untuk dibawa pulang.
Aku keluar dari book store, rasanya ada yang aneh dengan hatiku. Sedari aku berdiri di kasir ada sesuatu yang memaksaku untuk tersenyum. Entah kenapa bayangan wajah cowok itu hinggap di kepalaku. Senyumnya pun ikut memenuhi kepalaku—berputar-putar di sana. Kenapa aku baru sadar kalau dia itu bibit unggul? Tampangnya lumayan, di atas rata-rata, aku bisa bilang dia keren walaupun dengan kacamata yang menggantung di hidungnya. Selain kelebihan di tampangnya dan penampilannya, bagiku dia cowok yang baik hati. Bagaimana mungkin dengan mudahnya dia menyerahkan buku ini padaku? Padahal sulit sekali mencarinya. Kalau aku jadi dia pasti aku akan langsung membawanya ke kasir, tak mau menyerahkannya pada siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Effect [IDR]
Fanfiction[SELESAI] Ini kisah anak manusia bernama Bia. Lengkapnya Jemima Tsabia. Seorang gadis yang baru menginjak usia remaja dan baru mengenal romansa. Pertemuannya yang tidak sengaja di toko buku dengan seorang pemuda yang nantinya ia ketahui bernama Iqb...