Ujian kenaikan kelas sudah berakhir sebelum pengumuman student exchangku. Harusnya pengumuman student exchange dulu baru ujian. Namun, entah kenapa pihak penyelenggara mengundurnya terus-terusan. Mungkin saking banyaknya hal yang dipertimbangkan. Yasudahlah, itu sudah berlalu.
"Chukkae chingu yaa!" tukas Tiur merangkul bahuku, membuatku terhuyung ke depan saking semangatnya cewek itu meletakan tangannya di bahuku.
"Sebel banget! kenapa ga cerita kalau ikut student exchange. Cerita-cerita guenya udah mau ditinggal. Tau gitukan gue ikutan." lanjut Tiur menatapku misuh.
Aku menggaruk rambutku yang tak gatal. Menatapnya. "Abis takut gak ketrima. Jadi diam-diam aja dulu." kataku menunjukkan jajaran gigiku.
"Kak Iqbaal udah tahu?"
Aku menggeleng pelan. Niatnya tadi malam aku memberi tahunya, tapi nomornya tidak aktif. Mungkin handphone Kak Iqbaal mati. Jadi aku urungkan niatku untuk memberikan kabar baikku kepadanya.
"Kenapa gak kasih tahu? Pasti dia senang banget gak jadi pisah sama gebetannya." katanya sambil menekan kata gebetan.
Aku memutar mataku.
"Cie gak jadi LDR!" ceplos Olin tiba-tiba sudah berada di sisi kananku.
"Congrats yah! Gue si gak heran lo bakal ketrima. Bia kan nyeni abis. Suka berbaur. Punya goals yang luar biasa."
"Bisa kali nanti gue dicariin bule ganteng. Kenalin ke gue. Syukur-syukur tampangnya kaya Shawn Mendes."
Aku tertawa mendengarnya. "Kecil itu mah!"
"Oiya! Lo ikut pensi akhir tahun?" tanya Olin menatapku dan Tiur bergantian.
Tiur mengangguk. "Ikut. Udah latihan malah dari hari kemarin selese ujian. Lo mau ikut Lin? masih diterima kok."
"Lo ngapain emang Ti? Ngeband? Vokalis?" tanyaku, mengingat suara Tiur lumayan.
Tiur menggelang, cewek itu lantas menggerakan badannya. "Dance!"
Aku dan Olin nyengir melihat kelakuan pacar Bang Rafto. Dia selalu begitu, ekspresif.
"Gimana kalian mau ikut? Nanti gue bilang ke Kak Dean."
Aku dan Olin sama-sama menggeleng cepat.
"Kenapa?" tanya Tiur.
"Lo kan tahu gue kaya robot. Yakali nari. Gak deh." ucap Olin.
"Lo Bia? Bukannya waktu wawancara student exchange kemarin lo mentasin tarian? tari apatuh bondan? Apa saman?"
"Saman."
"Yuk, ikut yuk? Temenin gue." ajak Tiur.
Aku menggeleng.
"Ah gue tahu, lo mau ikut drama yah?" tunjuk Tiur pada banner besar yang terpampang di ruang ekskul seni yang sekarang berada di depan kita bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Effect [IDR]
Fanfiction[SELESAI] Ini kisah anak manusia bernama Bia. Lengkapnya Jemima Tsabia. Seorang gadis yang baru menginjak usia remaja dan baru mengenal romansa. Pertemuannya yang tidak sengaja di toko buku dengan seorang pemuda yang nantinya ia ketahui bernama Iqb...