Semester satuku di SMA hampir selesai dua bulan lagi. Padahal rasanya baru kemarin aku jadi bagian SMA ANGKASA. Ikut MPLS, dikerjai senior menyebalkan. Eh tau-taunya tahun besok bakal jadi senior karena naik ke kelas sebelas, tapi itu masih cukup lama. Aku masih harus melewati beberapa ujian, seperti ulangan harian, penilaian akhir semester gasal, ulangan tengah semester, dan penilaian akhir semester genap. Aku harus berusaha keras untuk itu.
Aku menghembuskan napas pelan. Menatap jendela kelas. Kalau besok aku naik kelas, otomatis kelas dua belas lulus. Itu tandanya Kak Iqbaal akan pergi dari sekolahku dan aku akhirnya terbebas dari cowok itu. Tapi benarkah itu yang aku inginkan? Kalau dirasa lagi rasanya aku akan lebih sedih dan kehilangan sosok menyebalkan cowok itu. Tidak! Harusnya aku senang! Tandanya itu akan mempermudahku untuk berpaling darinya karena aku tak perlu menghindar ketika melihat wajahnya yang berkeliaran di koridor sekolah, perpustakaan, kantin, ruang guru, laboratorium, lapangan sekolah, dan tempat-tempat lain yang membuat kita bertemu.
"JEMIMA?" tukas Bu Ratna menatap Bia.
"JEMIMA TSABIA?" panggilnya sekali lagi.
Viyar menyenggol lenganku. Aku menatap cowok itu. Kulihat Viyar mengalihkan pandangannya ke arah depan. Mampus! sepertinya aku akan dikeluarkan dari pelajaran kimia hari ini. Aku menelan salivaku paksa.
🌊🌊🌊
Sesuai dugaan, aku benar-benar dikeluarkan dari kelas karena melanggar kontrak belajar. Aku menghembuskan napas pelan, menatap koridor yang kosong. Jadi kemana aku harus pergi? Duduk di depan kelas, menunggu jam Bu Ratna selesai? Kabur makan di kantin? Atau belajar di perpustakaan? Sepertinya pilihan terakhir pilihan paling tepat. Akupun melangkahkan kakiku munuju perpustakaan, tempat yang kupikir paling nyaman dibanding yang lain.
Aku menatap rak sepatu di depan perpustakaan yang penuh, tandanya banyak yang berkunjung. Tumben sekali? Mungkin ada guru yang sedang melakukan pembelajaran di dalam atau ada keharusan pelajaran yang membawa siswanya belajar di sana.
"Bia bengong mulu? Gak masuk?" tanya Kak Dean yang tiba-tiba berdiri menarik knop pintu menatapku.
Mendengar itu, aku terkesiap kaget.
Kulihat ia terkekeh pelan.
"Gue masuk duluan deh yah?" tanyanya melangkahkan kaki masuk ke dalam setelah mendapat anggukan dariku.
Rupanya kelas Kak Dean yang sedang berada di dalam jadi aku merasa aman. Akupun melangkah masuk ke dalam mengikuti langkah senior perempuanku itu. Niat awalku yang mau duduk-duduk di perpus lantai satu harus pupus karena ramai oleh kelas Kak Dean yang sedang berdiskusi. Jadi, akupun naik ke perpustakaan lantai dua, sepertinya tempat itu akan sepi.
Dugaanku benar, tempat ini tak berpenghuni. Hanya diisi meja, kursi, rak-rak buku, dan hiasan dinding. Akupun melangkahkan kaki ke meja di tengah ruangan, menaruh buku kimiaku lalu duduk di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Effect [IDR]
Fanfic[SELESAI] Ini kisah anak manusia bernama Bia. Lengkapnya Jemima Tsabia. Seorang gadis yang baru menginjak usia remaja dan baru mengenal romansa. Pertemuannya yang tidak sengaja di toko buku dengan seorang pemuda yang nantinya ia ketahui bernama Iqb...