Penilaian akhir semester gasal akhirnya selesai juga. Iqbaal tersenyum puas begitu keluar dari ruangan. Senyuman ini ia berikan bukan semata-mata karena ujian benar-benar berakhir. Namun, ia tunjukkan pada dirinya. Entah kenapa rasanya senang melihat Bia memakai semua pulpen yang ia berikan. Ada sesuatu di dalam hatinya yang membuncah bahagia karena cewek itu menghargai pemberiannya.
Awalnya, ia membeli satu pack pulpen untuk dirinya sendiri. Namun, tiba-tiba wajah panik cewek itu saat pulpennya ngadat terngiang di kepalanya. Akhirnya ia memutuskan membeli satu pack lagi beserta barang lain dan ia titipkan pada Mas Aco. Itu semua terjadi tanpa bisa Iqbaal kendalikan. Mungkin ini bentuk balas budinya pada Bia karena cewek itu membagi mienya saat persami beberapa bulan lalu. Yah Iqbaal rasa begitu. Namun hatinya menolak. Rasanya ada alasan lain, kenapa cowok itu bersikap seperti ini pada Bia. Semacam rasa..., entahlah Iqbaal sendiri bingung menjelaskannya. Ia masih ragu rasa apa yang ia simpan di lubuk hatinya yang terdalam.
🌊🌊🌊
Sudah sekitar satu jam aku berada di timezone bersama teman-teman sekelasku. Kegiatan ini sengaja dilakukan setiap ujian berakhir untuk mengusir penat yang sudah menyerang kami selama dua minggu. Cara ini cukup menghibur menurutku. Kita semua memainkan berbagai wahana permainan yang membuat kita semua saling melempar tawa kalau ada kejadian yang menurut kita semua lucu.
Merasa lelah dan lapar akhirnya kita semua singgah di salah satu foodcourt yang berada di sana.
"Eh abis ini jadikan ke rumah gue?" tanya Olin menatapku dan Tiur yang tengah minum bergantian.
"Sekarang aja yuk? Biar gak kesorean." ucap Tiur.
Aku menatap ramen di mangkokku. "Belum juga makan."
"Maksudnya abis selese makan kita langsung cuz ke rumah Olin! Pisah dari rombongan, gak ikut main lagi doinya Kak Iqbaal."
Aku membulatkan mataku.
"Eh kita semua belum foto tau. Instagram kelas udah lama gak up nih. Mumpung gue lagi cantik." kekeh Cica mengalihkan atensi kita bertiga.
"Tempatnya yang cantik. Lonya mah b aja." balas Radit menatap Cica.
Kita semua tertawa melihat raut wajah Cica. "Yaudah kita putus ya Dit!"
Radit membulatkan matanya. "Kapan jadiannya?"
Cica mencubit pinggang Radit. "Oh gitu yah? Awas aja kalau besok Cica malah sama Bang Danar."
Radit nyengir, cowok itu langsung merangkul pundak Cica.
"Bucin-bucin! Pulang aja yuk?"
Ya begitulah Radit dan Cica. Couple kelasku yang sering membuat kita tertawa karena tingkah lucu mereka berdua.
Setelah foto dan makan aku, Tiur, Olin dan beberapa yang lain pulang duluan karena ada kepentingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Effect [IDR]
Fanfiction[SELESAI] Ini kisah anak manusia bernama Bia. Lengkapnya Jemima Tsabia. Seorang gadis yang baru menginjak usia remaja dan baru mengenal romansa. Pertemuannya yang tidak sengaja di toko buku dengan seorang pemuda yang nantinya ia ketahui bernama Iqb...