0.3 Last Day

240 33 15
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Masa pengenalan lingkungan sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari terakhir Masa pengenalan lingkungan sekolah. Akhirnya sebentar lagi dalam hitungan jam aku terbebas dari teriakan para TATIB dan tentunya terbebas dari cowok jahil nan rese itu. Siapa lagi kalau bukan si Ketos Iqbaal?

Setelah beberapa hari menghirup udara di atap yang sama, aku makin hapal tabiat cowok itu. Dia jauh sekali dengan kesan pertama yang aku bayangkan. Iqbaal di bayanganku dan Iqbaal di kehidupan nyata berbanding terbalik. Kukira cowok itu memang baik hati. Menyerahkan novel itu dengan ikhlas kepadaku. Namun, ternyata dugaanku salah. Aku harus membayar itu dengan menghadapi kejahilannya. Menyebalkan!

"Panggilan angkatan 2020,1...2...3...."

Mendengar itu kita semua yang duduk langsung lari berbaris di titik angkatan kita dipanggil oleh senior.

"Dua ratus!" teriak kakak senior yang menghitung waktu kita berkumpul.

Kalau udah begini, biasanya ini adalah tanda-tanda evaluasi. Kita bakal dimarah-marahin sama TATIB dan anggota OSIS yang lain. Kulihat mereka juga sudah memasang muka garangnya di depan. Bang Rafto juga sudah menatap kami tajam. Kak Iqbaal juga begitu tidak seperti biasanya. Baiklah mungkin aku harus menyiapkan hati sebelum mendengar mereka bertriak-triak tentang kesalahan yang mungkin memang dilakukan oleh salah satu anak dari angkatanku.

"BAGUS YAH KAK? HITUNGAN DUA RATUS BARU BISA BARIS RAPIH?" sarkas salah satu senior bertriak dari belakang.

"MAU JADI APA KALIAN LELET GINI?"

"KATANYA MAU JADI GENERASI EMAS?"

"ANGKATAN TERBAIK?"

"TAPI GAK TAU CARA MENGHORMATI YANG LEBIH TUA. GAK TAU TATA KRAMA DAN SOPAN SANTUN!" teriak salah satu dari mereka menggema di aula.

Atmosfer aula langsung tegang. Aura aula sekolah yang tadinya cerah berubah jadi hitam. Teman-temanku juga langsung memasang muka kaku dan berdiri dengan begitu tegap. Aku malah ingin tertawa mendengar teriakan kakak senior. Dalam hati bertanya-tanya apakah mereka makan kencur dan jeruk nipis kemarin sore? Kok bisa si berhari-hari triak-triak gak habis suaranya?

"JANGAN GALAK-GALAK DONG KAK!" sambar senior lain dengan nada yang dibuat mengasihani angkatanku.

"DEK KITA KASIH TAHU 4S BIAR KALIAN BELAJAR SOPAN SANTUN. BUKAN DIKASIH TAHU MALAH MASUK KUPING KANAN, KELUAR KUPING KIRI."

"LUPA KAK!"

"EMPAT S; SENYUM, SAPA, SALAM, SALAMAN! BUKANNYA NYELONONG GITU AJA KAYA LEWATIN PATUNG!"

Aku menunduk mendengarnya. Bukan karena takut, tapi penging mendengar suara mereka yang lumayan keras. Saat sedang menunduk beberapa senior nyelip melewati barisan yang kami buat dan menepuk bahu kami.

"YANG SAKIT MUNDUR! YANG PURA-PURA SAKIT JUGA MUNDUR!" sarkas mereka yang melihat beberapa dari kami pucat karena dibentak.

"Kalo sakit mundur dek." bisik senior yang berjalan menepuk bahu kami.

Halo Effect [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang