2.7 Storytelling

174 28 2
                                    

Sesuai janji Kak Iqbaal waktu itu, sekitar pukul sembilan cowok itu akan menjemputku untuk pergi bersama ke rumah singgah—tempat dimana para relawan literasi teman Kak Iqbaal akan menjalankan misinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai janji Kak Iqbaal waktu itu, sekitar pukul sembilan cowok itu akan menjemputku untuk pergi bersama ke rumah singgah—tempat dimana para relawan literasi teman Kak Iqbaal akan menjalankan misinya. Kalian pasti bertanya-tanya kenapa akhirnya cowok itu mau datang dan mengijinkanku ikut? Jawabannya karena dia kalah main gunting, batu, kertas. Entahlah mungkin Dewi Fortuna sedang berpihak kepadaku hari itu.

Aku menatap satu buah box berisi buku-buku lamaku yang sengaja aku pilih-pilih tadi malam untuk kubawa ke rumah singgah. Mungkin benda ini akan lebih berguna di sana.

Aku memghembuskan napas pelan setibanya di lantai bawah. Ternyata berat juga box ini. Aku kira akan ringan dan biasa saja. Dugaanku salah, bahkan rasanya tanganku sudah pegal-pegal walau mengangkatnya tak sampai lima menit.

Aku tersenyum begitu mendengar deru motor seseorang memasuki halaman. Aku hapal ini suara motor siapa. Akupun langsung berlari menyambut tuan pemilik motor itu.

"Doinya Lerin kok cemberut?" tanyaku bersedekap dada tertawa.

"Apaan si?" ucap Kak Iqbaal terdengar sensi.

"Ck! Gitu aja ngambek! Kalo Bia bilang Doinya Bia, ngambek juga gak kira-kira?" tanyaku berjalan mendekat menatapnya yang tengah melepas sepatu.

Kulihat Kak Iqbaal malah diam saja mengedarkan pandangan ke sekitar rumahku. "Bibu mana?" tanyanya.

"Pergi sama Ayah."

Kak Iqbaal mengangguk.

"Yah tau gitu gak usah lepas sepatu. Ini mau langsungkan?" katanya menatapku.

"Bia butuh bantuan." jawabku meliriknya.

"Bawain box isi buku yah Kak Iqbaal?" lanjutku menatapnya.

"Mana?"

"Di ruang tamu. Yuk ambil dulu? Sekalian ambil tas Bia."

Cowok itu mengangguk mengikuti langkahku masuk ke dalam.

"Ini banyak banget Bia, emang gak sayang dikasih ke orang?"

Aku menggeleng. "Bia udah baca semua seribu kali. Daripada di sini berdebu, mending buat anak-anak yang ada di rumah singgah. Mereka lebih butuh itu daripada Bia."

🌊🌊🌊

Halaman rumah singgah sudah ramai oleh motor dan beberapa mobil yang terparkir rapih begitu aku dan Kak Iqbaal sampai di sana. Teman-teman Kak Iqbaal dengan kaos warna putih seragam, juga sudah berkumpul di sana sibuk menyiapkan acara. Aku dengan malu-malu mengekor di belakang Kak Iqbaal, bergabung dengan tim relawan literasi yang lain.

"Wei lihat siapa yang dateng?" seru seseorang di dalam kerumunan. Mataku membulat mendapati siapa sumber suara itu. Ternyata teman geng SMA Kak Iqbaal juga ikut jadi relawan. Ada Kak Ojan, Danar, Titan, Aran, Bang Rafto, dan muka lain yang aku kenali berada di sana.

Halo Effect [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang