Minah membawa nampan berisi satu teko darah hewan dengan beberapa gelas yang tertata rapi disekitarnya. Dari belakang, disusul Jisoo dan Sana yang membawa nampan berisi sepiring daging mentah yang sudah terpotong rapi. Mereka lalu membawanya ke meja makan.
“Wah apakah ini darah manusia? Terlihat segar sekali.” Lucas menciumi bau darah yang dibawa Ibunya dengan penuh nikmat, seketika membuat Lisa mencubit hidungnya agar tak mengendus darah itu lagi. Tidak sopan.
“Jaga sikapmu, Lucas. Darah itu akan kita minum bersama. Jadi jangan kau endus-endus seperti itu, menjijikan sekali,”
“Iri saja kau. Lagipula kan aku tak mengeluarkan ingus dari hidungku ini. Dasar!”
“Eeh, kalian ini! Jangan ribut ah! Ayo bantu Ibu menuang darah ini ke gelas!” perintah Minah dengan tegas. Buru-buru Lisa dan Lucas pun segera membantu Ibunya menunang darah itu ke dalam gelas.
Malam ini jam barusaja menunjukkan pukul 8 malam. Kondisi ruang makan di kastil milik Siwon sangat ramai sekarang. Mereka sedang merayakan kemenangan dalam peperangan itu dengan minum dan makan bersama. Ah! Tidak makan. Hanya Chanyeol dan Seokjin saja yang makan, karena mereka werewolf. Maka dari itu Minah tadi juga menyediakan daging mentah.
“Ibu, biar aku bantu...” Yoona berjalan mendekati Minah. Mengambil beberapa gelas yang sudah terisi darah lantas membantu membagikannya kepada semua yang ada disana.
“Harusnya kau duduk saja,”
“Tidak apa-apa kok!”
“Ini daging spesial untukmu. Aihh terlihat nikmat sekali bukan?” V menyerahkan sepiring daging mentah kepada Chanyeol yang duduk disampingnya. Daging rusa yang sudah terpotong rapi itu terlihat menggoda, cocok sekali untuk makan para werewolf.
“Terimakasih. Kau ramah juga, tak seperti kakakmu.” ujar Chanyeol menyindir Sehun. Sehun yang mempunyai pendengaran tajam tentu saja mendengarnya, namun ia tak peduli.
“Hahaha, kakakku sebenarnya ramah kok. Hanya saja ia terlihat dingin diluar!” kekeh V mencairkan suasana.
“Hm sama saja. Denganku ia tetap dingin.”
“Jun, ini untukmu!” dengan senyuman manisnya, Sana menyerahkan satu gelas darah kepada Jun yang sedari tadi terdiam. Namun tak disangka, Jun menerima gelas itu lantas membalas senyumannya. Manis sekali. Sana belum pernah melihat Jun tersenyum semanis ini.
“Aih aku bersyukur sekali kakakku ini sekarang sudah bisa tersenyum. Terimakasih ya, Kak. Berkat pengorbananmu, keluarga kita bisa berkumpul lagi seperti ini...” Lisa menyahut. Seraya tersenyum lebar ia menggenggam tangan Jun yang terasa dingin sekaligus hangat kala itu.
“Jangan bilang terimakasih. Aku merasa tak mengorbankan apapun, malah seharusnya aku meminta maaf pada kalian sem—”
“Sssst! Sudahlah, Kak. Kakak tidak salah, ayo kita nikmati saja hari ini!” ujar Lisa lantas sejenak meminum darah dalam gelasnya.
“Kakak ini, kita kan sedang dirumah orang lain, harus sopan makan-nya!” Jisoo memotong kecil-kecil daging dalam piring milik Seokjin. Sebenarnya tadi lelaki itu ingin langsung melahap dagingnya sekaligus, namun dengan segera Jisoo melarangnya karena merasa tak enak.
“Hahaha tak apa, Jisoo. Senyaman Seokjin saja. Lagipula anggap saja ini rumah sendiri,” Minah tersenyum tipis.
“Aih Ibu, saya jadi tak malu hehe,”
“Kalau kau malu, sembunyi saja dipelukanku ini, Jisoo.” V menyahut niat modus. Seketika mendapat pelototan dari Seokjin.
“Hei berani sekali kau menggoda adikku didepan mataku sendiri!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Family [Completed]
Vampirethe biggest crime will lose against family power.