“Apakah setelah ini kau akan kembali ke wilayah manusia, Jisoo?” V mengajukan tanya. Lelaki tampan itu lantas duduk disamping Jisoo yang tengah melamun sendirian diteras kastil.
Ini sudah dua hari sejak terjadinya peperangan kemarin. Karena belum memungkinkan untuk kembali ke wilayah manusia, maka Jisoo beserta Seokjin, Sana, Chanyeol, Yoona, Sandara, dan juga Jean memutuskan untuk memulihkan diri di kastil milik Siwon.
“Kemungkinan akan begitu. Aku, Sana, juga Yoona masih harus meneruskan sekolah. Yah, meskipun kita ini sudah menjadi vampire.” jawab Jisoo terkesan pasrah.
“Kau benar. Meskipun vampire memiliki kejeniusan yang lebih dari manusia. Tetapi sekolah itu masih tetap penting.” V berusaha menyetujui.
“Lalu mengapa kau bertanya begitu, V?” Jisoo balik bertanya. Dengan kening yang berkerut ia menatap heran lelaki tampan yang telah berhasil mencuri hatinya itu.
V menghela nafasnya berat. Entah apa yang ia pikirkan, ia juga tidak tahu. Hanya saja ia merasa ada yang mengganjal, apalagi jika Jisoo sudah kembali ke wilayah manusia. V yakin pasti ia akan merindukannya.
“Aku hanya tak ingin kau pergi, aku takut merindukanmu."
Jisoo menolehkan kepalanya. Gadis itu benar-benar tak menyangka akan jawaban V yang begitu jujur. Apakah lelaki itu serius? Namun mengapa ia begitu mudahnya mengatakan hal itu?
“Hh-hah? Meng...Mengapa? Mengapa kau tak ingin aku pergi?"
V tersenyum tipis. Lelaki itu mulai menautkan jarinya ke jari-jari milik Jisoo lalu menggenggam tangannya erat.
"Sudah kubilang, aku takut merindukanmu. Aku tak ingin tersiksa lagi seperti kemarin, disaat kau diculik dan aku tak bisa melihatmu lagi.” jeda. “Banyak fikiran buruk yang mengisi kepalaku saat kau pergi. Jisoo dimana? Sedang apa dia? Apakah dia aman? Apakah ada yang menyakitinya? Aku hampir mati karena semua itu.”
Jisoo tertawa canggung. Apa-apaan ini? Jadi selama ini V mengkhawatirkannya? Entah, hal itu membuat tubuh Jisoo terasa panas dingin karena gugup.
“Kenapa kau sampai segitunya? Ah, aku tahu. Karena aku sahabatmu kan? Kau mengkhawatirkanku karena aku sahabatmu kan?" tanya Jisoo mencoba menetralisir rasa percaya dirinya yang mulai membuncah. Lagipula tidak mungkin V mengkhawatirkannya karena mencintainya.
“Karena aku mencintaimu.”
“Hah?”
Jisoo hampir menyerah. Mungkin kalau ia masih manusia dan belum menjadi vampire, jantungnya sudah pasti akan mencelot keluar. V sangat membuatnya berdebar, namun bedanya sekarang lelaki itu membuatnya panas dingin.
“Aku tidak tahu sejak kapan perasaan ini ada. Namun aku benar-benar mencintaimu. Aku ingin selalu bersamamu. Aku tak ingin kau pergi. Meskipun merindukanmu itu menyenangkan, tetapi sekaligus juga menyesakkan.” lanjut V dengan frontalnya. Seolah tiada beban lelaki itu mengungkapkan perasaannya hingga tuntas.
“Tt-ttapi? Why? Kenapa kamu mengungkapkan perasaanmu dengan begitu mudah? Jujur itu membuatku ragu, V”
V tersenyum lagi. Kali ini lelaki itu mulai menggoyangkan genggaman tangannya pada Jisoo ke kanan dan ke kiri, niat bercanda.
“Siapa bilang? Ah, kau tak tahu saja. Semalaman aku sampai tak bisa tidur hanya untuk menyiapkan dialog apa saja yang harus kukatakan padamu.” jeda. Lelaki itu mulai mengambil beberapa gumpalan kertas dari sakunya.
“Itu tulisan-tulisanku semalam, aku menyusunnya dikertas itu. Salah terus, kata-katanya kadang tidak pas, aku ulangi lagi. Begitu terus, sampai aku menemukan kata yang pas.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Family [Completed]
Vampirethe biggest crime will lose against family power.