Yangyang POV.
15.46 WIB
Hari ini aku sedang menunggu seseorang. Ah bukan, sore ini maksudnya, di bawah pohon rindang dengan daun yang berwarna hijau layaknya sayur bayam. Bayam warnanya hijau kan?
"Kakak!"
Kutolehkan kepalaku menuju ke sumber suara yang asalnya dari belakangku. Kulemparkan senyum kepadanya karena hari ini dia sangat manis dan cantik. Seperti biasanya.
"Lama banget kayak keong," ujarku sambil mengacak pelan rambut panjangnya yang dibiarkan terurai hingga membuatnya cemberut.
"Kak Yangyang hiiih. Berantakan nih rambutku," ucapnya sambil merapikan rambutnya kembali.
Lama kupandangi wajah cantik gadis di depanku ini yang tengah sibuk merapikan rambutnya. Dasar wanita.
"Ayo, Kak! Nanti keburu sore. Kak Yangyang nanti dimarahin lagi sama tante," ujarnya sambil menggandeng tanganku pelan. Rasanya hangat ketika jarinya bertaut dengan jariku. Tanpa sadar aku menyunggingkan senyum di wajahku.
Gadis ini...
~~~~
"Ibu, aku kembali. Maafkan aku tidak menjengukmu beberapa hari ini. Aku sangat sibuk dalam mempersiapkan ujian sekolah. Ibu, aku kemari dengan Kak Yangyang. Ibu ingat kan?"
Kubiarkan gadis ini berbicara dengan ibunya yang terhalang dengan pusara. Setelah lama berbincang, ia pun menaburkan bunga di atas pusara ibunya tersebut. Seperti biasanya. Bunga mawar putih selalu menjadi andalannya.
"Hey, gadis cantik tidak pernah menangis. Kau tahu itu kan?" ujarku sambil mengelap air matanya yang mengalir deras di pipi gembilnya.
Gadis itu hanya terisak dan menutup wajahnya dengan tangan kecilnya. Kutarik pelan tubuh kecilnya ke dalam pelukanku agar dia merasa aman. Isakannya terdengar sangat memilukan. Kuelus rambut panjangnya sebagai tanda bahwa aku akan berada di sampingnya. Selamanya.
"Udah nangisnya?" tanyaku dengan nada candaan agar ia tak merasa sedih. Ia hanya menggembungkan pipinya bukan menjawab pertanyaanku.
Dia memelukku kembali dan aku sambut pelukan hangatnya. Tenang sekali.
"Kakak janji nggak akan pergi kan?" tanyanya dengan mata sembabnya yang menatapku penuh arti.
Kuanggukkan kepalaku sebagai jawabannya. Terlihat rona merah dari pipi gembilnya yang menandakan ia tidak sedih lagi.
"Ayo, kita pulang," ujarku sambil menggandeng tangannya menjauh dari area pemakaman.
Maafkan aku, Renji. Aku sungguh minta maaf.
~~~~
HOHOHOHO KEMBALI LAGIIIIII ><
Ada yang nungguin nggak nih? Aku bakal selesaiin cerita ini secepatnya hehehe dan revisi juga pastinya :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Young: Yangyang [ R E V I S I O N ]
Humor"Yang!" "Yang Yeng Yang Yeng, emang gue pacar lo?!" "Kan nama lo Yangyang!" "Lah? Iya ya?" ©® hanje