Pagi ini Dean dan Tria sedang dalam perjalanan menuju sekolah. Dean yang terpaksa untuk sekolah. Sebenarnya malas untuk sekolah. Karena paksaan dari Tria Dean mau untuk sekolah. Wajah Dean pun ditekuk dari tadi. Tria yang melihat ingin sekali menertawakan Dean. Wajah cool Dean sama sekali tidak cocok."Hihi... Udah dong jangan cemberut mulu." Ucap Tria geli.
"Biarin."
"Nggak cocok lho mas sama wajah cool kamu itu."
"Cocok cocokin lah." Ucap Dean sambil melirik Tria yang sedang menahan tawa.
"Kenapa mau ketawa?"
Tria tak bisa lagi menahan tawanya. Akhirnya Tria mengeluarkan tawa nya. Sekitar 2 menit Tria selesai dengan tertawa. Tria memegangi perut nya sakit karena terlalu lama tertawa.
Dean yang melihat Tria hanya tersenyum tipis. Akhirnya ia dapat melihat lagi tawa Tria. Ia bahagia bisa melihat Tria tertawa lepas.
"Aduh.. Aduh.. Perut aku sakit."
"Perut kamu kenapa? Kok sakit? Aku kan belum apa apain kamu."
"Hah?! Maksudnya." Tanya Tria tak mengerti.
"Kamu belum hamil kan? Aku kan belum apa apain kamu."
Tria tahu sudah mengerti arah jalan ucapan Dean."Ya belum lah kita belum.. Ehh!" Dean yang senang bisa mengerjai Tria akhirnya tertawa.
"Ish! Nyebelin!" Ucap Tria memukul lengan Dean.
Mobil Dean memasuki gerbang sekolah. Dean memikirkan mobilnya dan mereka berdua turun. Dean yang berjalan sambil menggenggam tangan Tria.
Banyak sekali yang melihat mereka berdua. Dean sama sekali tidak perduli dengan tatapan sinis untuk mereka. Bukan lebih tepatnya kepada Tria.
Sampai di depan ruang guru Dean melepaskan genggam nya dan mengelus kepala Tria.
"Aku ke kelas dulu ya." Tria tersenyum dan mengangguk.
"Kalau ada yang macem macem ke kamu bilang sama aku oke."
"Iyah."
"Dah... "
Tria masuk ke dalam ruang guru. Banyak sekali guru guru yang melihat Tria. Tria hanya bisa menundukkan kepalanya. Tria berjalan tepat di meja Ghani Tria melirik Ghani. Dan Ghani pun melihat Tria dengan senyuman entah apa itu. Tria sendiri pun tak tahu.
****
Jam pulang sekolah pun berakhir. Tria menghela nafas lega. Ia keluar dari kelas dan menuju parkiran. Ia menunggu Dean datang. Dari kejauhan Tria sudah melihat Dean bersama kedua temannya.
Dean tersenyum melihat Tria. Dean berjalan ke arah Tria. Terdengar teriakan teriakan dari para fans Dean yang melihat Dean tersenyum. Ada pun yang memotret Dean sebagain kenang kenangan.
Momen langka ini!
Dean yang menjadikan pusat perhatian langsung mendatarkan kembali muka nya. Dean masuk kedalam mobil dan diikuti oleh Tria.
Dean langsung menjalankan mobilnya keluar sekolah.
"Gimana tadi ada yang nyakitin kamu?" Tanya Dean.Tria menggeleng.
"Nggak ada kok.""Mas makan yuk! Laper nih..." Ucap Tria sambil mengelus perut nya.
Dean tersenyum melihat Tria.
"Oh.. Dede nya laper ya." Ucap Dean sambil mengelus perut Tria.Tria yang mendengar itu membuat pipi Tria merona.
"Ish apa sih! Nggak ada dedek nya yang ada cacing cacing yang laper." Dean terkekeh mendengar ucapan Tria.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Different [END]
Teen FictionAku berbeda Aku tidak cantik Aku tidak sempurna Aku gendut. ***** "Beri aku sedikit kebahagiaan agar aku merasakan apa yang disebut dengan bahagia." Pria itu mengangguk dan tersenyum. "Akan aku berikan rasanya bahagia untuk mu." ****** don't forget...