Pagi ini Tria, sudah bersiap menggunakan seragam gurunya. Tria sudah menyiapkan sarapan untuk Dean dan untuk nya. Tria melirik ke arah kamarnya, Dean belum juga keluar kamar.Tria berjalan masuk ke dalam kamar. Ia melihat Dean yang sedang duduk di kasur bermain ponsel dengan muka ditekuk. Tria melihat itu hanya bisa terkekeh geli. Bagaimana tidak, wajah Dean sama sekali tidak cocok, karena wajah Dean terkesan cool, dan tegas. Dan sama sekali tidak cocok.
"Udah nggak usah ngambek."
Dean tidak menanggapi Tria. Ia masih kesal. Dean tetap bermain game di ponselnya. Tria berjalan ke Dean dan duduk di sebelah Dean.
"Udah ya jangan ngambek terus. Aku kan harus kerja." Ucap Tria halus kepada Dean.
"Tapi, aku mau nya kamu tetap disini. Kamu nggak usah masuk ke sekolah. Aku aja nggak masuk sekolah." Jawab Dean.
"Aku nggak bisa. Aku harus tetap masuk, aku kan guru dan nanti ada rapat. Aku nggak bisa nggak masuk, harus masuk. Kalau kamu kan memang libur. Kamu kan udah selesai ujian ya memang libur." Ucap Tria.
"Ck! Aku ditinggal sendirian dong." Ucap Dean dengan wajah cemberut nya dan membuat Tria tidak bisa menahan tawanya.
"Hahaha... Haha.. Haha.. Aduh sakit perut aku."
"Kenapa ketawa?" Ucap Dean sinis.
"Muka kamu itu. Nggak pantas sama sekali. Wajah kamu cool, nggak cocok sama sekali. Haha... " Ucap Tria dengan masih tertawa.
"Udah ketawanya?" Ucap Dean dingin. Tawa Tria seketika langsung terhenti.
"Hehe udah."
"Em.. Udah ya jangan marah. Sehabis pulang sekolah kita jalan jalan gimana?"
"Hm."
'Yah kan mulai dinginnya.' batin Tria.
Tria bangun dan memeluk Dean. Dean pun membalas pelukan Tria.
"Jangan marah lagi ya."
Dean hanya mengangguk di pelukan Tria. Tria melepaskan pelukan nya dan memegang pipi Dean. Tria tersenyum melihat Dean, dan Tria mencium kening Dean. Dean hanya diam sambil menutup mata.
"Jangan marah lagi."
"Iya sayang."
*****
Dean dan Tria sekarang sudah berada di depan gerbang sekolah. Tria bersiap untuk turun, tetapi Dean menahan tangan Tria. Tria menoleh ke Dean.
"Kenapa?"
Dean memajukan wajahnya dan mencium kedua pipi Tria.
"Semangat." Ucap Dean.
Tria tersenyum dan mengangguk. Tria keluar dari mobil dengan wajah memerah. Seperti ada kupu kupu berterbangan di perut Tria. Senyum Tria terus mengembang sepanjang koridor sekolah.
Sesampai nya di ruang guru, Tria mendudukkan dirinya di tempat nya. Tria membuka laptop nya dan mulai mengerjakan tugasnya.
"Cie.. Tuh pipi kenapa merah banget." Tanya Kayla dan duduk disamping Tria.
"Hah? Nggak tuh nggak merah." Ucap Tria.
"Masa? Tadi aku liat kamu keluar mobil sambil senyum senyum sendiri, kenapa coba? mana mukanya merah lagi. Apa jangan jangan.. "
"Eh apa sih.. Udah ah.."
Tiba tiba semua guru di panggil untuk menuju ruang rapat. Tria dan Kayla pun berjalan ke ruang rapat. Tria dan Kayla memasuki ruang rapat. Disana Tria melihat Ghani yang sedang diam. Wajah Ghani terlihat lelah. Rapat pun dimulai. Sepanjang rapat Ghani sesekali melihat Tria. Tria hanya membuang muka jika di tatap Ghani.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Different [END]
Teen FictionAku berbeda Aku tidak cantik Aku tidak sempurna Aku gendut. ***** "Beri aku sedikit kebahagiaan agar aku merasakan apa yang disebut dengan bahagia." Pria itu mengangguk dan tersenyum. "Akan aku berikan rasanya bahagia untuk mu." ****** don't forget...