Bab 10

2.4K 175 6
                                    


Semenjak kejadian kemarin Tria sudah tak lagi berbicara dengan Dean. Ia juga  jarang sekali bertemu dengan Dean. Karena sekarang ini sedang dilaksanakan nya ujian tengah semester jadi Tria sangat sibuk.

Dean pun juga tak ada waktu untuk bertemu dengan Tria. Sebenarnya Dean ingin sekali bertemu dengan Tria tetapi Tria selalu menghindar dari nya.

*****

Tria sekarang sudah berada di dalam ruang kelas. Ia sedang mengawasi siswa siswi yang sedang melaksanakan ujian. Sebenarnya Tria tidak begitu marah melihat siswa siswi nya bertanya satu sama lain. Tetapi, hal yang membuat Tria marah itu membawa contekan yang dibuat di kertas dan disimpan di saku seragam.

Tria sedang berjalan mengelilingi setiap barisan. Kadang Tria merasa geli dengan siswa siswi nya mereka terlihat ingin bertanya dan melihat Tria langsung diam pura pura mengerjakan.
Hah! Tria rindu masa sekolah nya.

Tria pun sesekali melihat isi jawaban dari salah satu siswa dan tepat hari ini jadwal ulangan Matematika yang berarti mata pelajaran nya.

"Miss." Panggil salah satu siswa laki laki.

"Iya?"

"Miss bisa duduk nggak? Saya jadi nggak bisa nanya nih!" Ucapnya.

"Aduh kok kamu jujur banget." Ucap Tria.

"Iyalah Miss saya kan anak yang jujur dan pintar." Jawabnya sambil tersenyum.

"Pintar? Tapi kok nanya." Ucap Tria dan langsung membuat siswa dan siswi didalam kelas itu tertawa.

Tria pun ikut tertawa. Sampai seseorang lewat dan membuat Tria diam dan kembali tegas. Ya orang itu Dean.

"Sudah! Diam kerjakan saja sebisa kalian!" Ucap Tria.
Mood nya sudah hancur kembali melihat Dean. Padahal tadi mood nya sedang baik.

Dean pun melihat Tria yang menatap sinis kepadanya entah mengapa membuat hati Dean sakit. Apakah Dean keterlaluan kepada Tria? Itu yang sedang dalam pikiran Dean.

*******

Ujian pun berakhir. Tria pun sudah ingin pulang. Ia bangkit dari tempat duduknya yang berada di ruang guru dan berjalan keluar.

Tria pun pamit sebelum pulang kepada guru guru yang ada.Termasuk Ghani. Tria tak ingin ada yang tahu jika ia sedang marah dengan Ghani. Tria harus bersikap sopan jika banyak guru.

Tria berjalan menuju halte dan duduk menunggu busway. Tria merasakan perutnya berbunyi tanda minta diisi. Tria berfikir untuk pergi ke restoran yang ada didekat sekolah dan makan disana.

Tria berjalan menuju restoran. Tria masuk dan duduk dekat jendela. Tria memanggil pelayan dan memesan makanan. Tria memesan nasi goreng dan jus mangga.

Sambil menunggu Tria membuka ponselnya dan membuka salah satu aplikasi yang berwarna oranye yang berlogo 'w' di ponselnya.

Ia sedang membaca cerita mengenai gadis gendut yang dijadikan taruhan oleh pacarnya. Tria pun bisa merasakan betapa sakitnya bila ia menjadi gadis itu.

"Tria." Panggil seseorang yang berada didepannya.
Tria mendongak dan mendapati Ghani.
"Ya!" Jawab Tria ketus.

"Aku boleh duduk disini?" Tanya Ghani.

Tria mengangkat kepalanya dan melihat ke seluruh restoran. Tria melihat masih banyak tempat kosong mengapa Ghani harus duduk depannya?
Tria melirik Ghani sebentar dan kembali lagi fokus dengan ponselnya.

"Hmm." Jawab Tria singkat.

Ghani yang melihat Tria hanya menghela nafas dan duduk. Ghani pun memanggil pelayan dan memesan makanan. Sehabis memesan Ghani memperhatikan Tria. Yang sedari tadi diam sibuk memainkan ponselnya.

Makanan pun datang Tria menaruh ponselnya dan memakan makanannya dalam diam. Ghani pun sama memakan makanannya dalam diam. Sampai habis makanan Tria ia hendak berdiri untuk membayar. Tetapi, Ghani memegang tangan Tria.

"Tri aku mau bicara sama kamu." Ucap Ghani.

"Maaf saya ada urusan." Ucap Tria berbohong.

"Please.." pinta Ghani.
Tria dengan terpaksa duduk kembali. Tiba tiba Ghani memegang tangan Tria.  Dan menatap Tria. Tria hanya bisa diam saat Ghani memegang tangannya.

"Tria aku minta maaf buat semua yang terjadi kemarin. Aku nyesel. Ak-" ucapan Ghani terpotong oleh Tria.

"Udah ya kamu itu udah sering minta maaf dan diulangi kembali." Ucap Tria sambil melepaskan tangannya dari Ghani.

"Tapi Tri aku beneran kemarin nggak bisa berbuat apa-apa." Ucap Ghani.

"Bisa! Kamu bisa ngebelain aku. Kamu bilang kalo kamu itu yang ngajak aku dan kamu harusnya berhenti in Lyra tapi kamu malah diam. Kamu biarin aku dihina sama dia! HUH!" ucap Tria menggebu.

Ghani diam melihat Tria.
"Maaf. Ya aku salah seharusnya aku belain kamu dari Lyra. Maaf Tri please maafin aku." Ucap Ghani.

"Oww.. oww.. oww.. ada pasangan baru nih!" Tiba tiba ada suara yanng sangat Tria kenal.

"Tria?" Ucap Ghani terkejut.

"Haduh kita ketemu lagi ya." Ucap Lyra.
Lyra langsung mendudukkan dirinya di samping Ghani.
"Aduh Ghan.. Ghan. Kamu ngapain sih pake acara makan berdua sama si gendut ini. Nggak malu Ghan?" Ucap Lyra dengan gaya meremehkan.

Tria sudah tidak tahan dengan semua ini. Ia bangkit dan pergi meninggalkan Lyra dan Ghani. Ghani yang melihat Tria pergi mengejar Tria sampai di luar restoran.

"Tria! Tunggu." Ucap Ghani menahan tangan Tria.

Ghani membalik kan badan Tria dan melihat Tria sudah menangis. Ghani langsung memeluk Tria mencoba menenangkan Tria.

Lyra pun ikut keluar melihat Ghani dan Tria.
Ia tersenyum miring.
"Aduh segala pake acara peluk pelukan segala udah kayak di FTV." Ucap Lyra sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Udah Ly! Kamu tuh udah keterlaluan tau nggak! Kamu itu udah bikin Tria malu. Sekarang kamu pergi dan jangan pernah kamu ketemu Tria lagi ataupun membuat Tria malu. Pergi!" Usir Ghani.

Lyra tersenyum miring dan pergi meninggalkan Ghani dan Tria yang masih menangis.

"Udah Tri jangan nangis lagi." Ucap Ghani sambil melepaskan pelukannya dan menghapus air mata di pipi Tria.

"Udah ya. Aku jamin kalau Lyra nggak bakal nge hina kamu lagi. Kalau dia datang lagi bilang sama aku ya." Ucap Ghani.

Tria yang masih menangis hanya mengangguk.
"Makasih Ghan." Ucap Ghani dan memeluk Tria lagi.
Tria diam membiarkan Ghani memeluk nya.

Dean melihat Ghani memeluk Tria hanya bisa tersenyum miris. Ia tahu sekarang mengapa Tria tidak menerima nya. Dean langsung meninggalkan Tria dan Ghani.
Tria melihat sekilas Dean. Tria juga tak yakin itu Dean.

"Yaudah kita pulang ya." Ucap Ghani.
Tria hanya mengangguk. Ghani mengandeng tangan Tria menuju mobilnya. Tria masuk dan duduk. Ia masih diam tak mau bicara. Tria memikirkan Dean. Ia yakin jika itu Dean.

*****

Akhirnya aku up hehehe..
Lama ya nungguin nya?
Maaf ya kemarin lagi nggak ada ide buat lanjutin nya.

Jangan lupa Vote dan Comen ya..
❣️❣️❣️❣️❣️

I'm Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang