Happy reading...
Tria sudah sampai di sekolah. Tria berjalan ke ruangan guru. Tria berjalan dengan muka dingin. Ia masih memikirkan kejadian kemarin dimana Dean telah mempermainkan nya. Tria tersenyum miris mengingatnya.
Tria berjalan di koridor banyak murid murid yang menyapa nya. Tria hanya menanggapi dengan mengangguk dan tersenyum sedikit.
Tria berhenti melihat Dean dan kedua temannya di ujung koridor. Dean dan kedua temannya sedang terlihat tertawa. Seakan-akan Dean sudah melupakan kejadian kemarin. Dean pun berhenti melihat Tria.
Dean bisa melihat dari tatapan Tria jika Tria masih terlihat marah dengan nya. Ingin sekali Dean menjelaskan kepada Tria. Sedangkan Tria langsung memutar tubuhnya dan berjalan. Padahal ruang guru di depan.
Tria memutar jalan tidak mau harus bertemu Dean. Tapi sama saja jika Tria harus mengajar di kelas Dean nanti. Pasti ia akan bertemu Dean.
****
Bel pelajaran kedua berbunyi. Tria dengan berat hati harus berjalan menuju ke kelas dimana ada Dean. Rasanya Tria malas sekali mengajar di kelas Dean.
"Assalamualaikum.." Salam Tria saat masuk kelas.
"Waalaikumsalam." Jawab murid murid.
Tria mulai mengajar dengan wajah dingin. Tidak ada senyum yang selalu ia berikan. Banyak sekali murid yang heran melihat Tria.
"Dean tuh Miss kenapa yak mukanya dingin banget. Marah marah mulu dari tadi. Biasanya kalo ada yang ngelawak dia ikut ketawa. Tapi kok dia malah marah ya?" Ucap Farrel yang berada disamping Dean.
Dean hanya diam tak menanggapi ucapan Farrel.
'apa karena gua kemarin ya?' ucap Dean dalam hati.Bel istirahat berbunyi. Tria membereskan alat tulis dan bergegas keluar sebelum itu ia salam terlebih dahulu. Dean yang melihat Tria keluar langsung mengejar nya.
"Dean! Mau kemana lu?!" Ucap Farrel yang melihat Dean pergi.
Farrel melihat ke Dino. Dino mengangkat bahunya.
*****
Dean sedikit berlari mengejar Tria. Dean berhasil menangkap tangan Tria dan langsung menarik Tria menuju roftoop. Tria yang ditarik hanya bisa mengikuti Dean. Banyak pasang mata yang melihat mereka berdua. Tapi Dean tidak perduli.Dean melepaskan tarikannya. Dan menghadap ke Tria. Dean menatap Tria sedangkan Tria menatap Dean tajam.
"Tri aku bisa jelasin. Aku nggak bermaksud buat kamu sedih aku cuma bercanda. Aku menyesal. Aku menyesal Tri." Ucap Dean sambil memegang tangan Tria.
Tria membuang muka ia benci dengan keadaan seperti ini. Ia sudah sering kali mendengar kata maaf.
"Maaf Tri." Ucap Dean tulus sambil menatap Tria.
Tria masih diam. Ia tak mampu menjawab permintaan maaf dari Dean.
Tiba tiba Dean memegang jidat Tria yang terluka." Ini kenapa?" Tanya Dean sambil memegang jidat Tria.
Tria memundurkan kepalanya.
"Ini kenapa Tri? Kok ada luka? Kemarin nggak ada." Tanya Dean lagi."Kamu nggak usah perduli dengan saya. Nggak usah sok baik dengan saya. Saya nggak butuh!" ujar Tria sambil melepaskan tangan Dean.
"Udah cukup buat saya sedih dan sekarang nggak usah sok peduli dengan saya!" Ucap Tria sambil pergi.
Dan sekali lagi Dean menarik tangan Tria. Dan menarik Tria ke dalam pelukannya.
"Plis maafin aku Tri, aku menyesal, aku menyesal. Aku akuin kemarin aku memang bercanda tapi sekarang nggak. Aku benar sayang sama kamu Tri. Aku cinta sama kamu Tri. Maaf udah buat kamu sedih. Maaf udah buat kamu kecewa." Ucap Dean sambil memeluk Tria seakan tak mau melepaskan Tria.Tria hanya bisa diam. Ia tak tau harus berbicara apa. Apakah Dean benar mencintai nya? Atau Dean sedang mengerjainya seperti kemarin?
Tria melepaskan pelukannya dan menatap Dean."Udah main mainnya Dean. Stop bikin aku baper sama kamu. Aku nggak mau kecewa untuk yang kedua kalinya." Ucap Tria menatap Dean dingin.
"Nggak! Kali ini aku serius. Aku benar benar cinta sama kamu." Ucap Dean lembut.
Tria menatap mata Dean dan mencari kebohongan tapi ia tak menemukan kebohongan. Tapi apa jadinya jika ia berpacaran dengan murid nya sendiri.
"Nggak! Nggak Dean." Ucap Tria sambil melangkah pergi.
Dean yang melihat Tria pergi merasa nyeri di hatinya. Ya kali ini Dean benar benar mencintai Tria. Sejak ia pertama kali memeluk Tria jantung nya berdetak kencang. Dan perasaan nyaman jika berada di dekat Tria.
*****
Tria kembali ke ruang guru dan duduk di meja nya. Tria langsung menyembunyikan kepalanya di tumpukan tangannya. Ia menangis kembali. Sam seperti Dean Tria pun sudah mencintai Dean sejak ia berpelukan dengan Dean.
Tria harus menghapus rasa cinta ini untuk Dean. Dean muridnya dan ia tak boleh mencintai Dean. Tria takut jika harus mencintai seseorang lagi. Ia takut kejadian dahulu terulang kembali.
"Miss Tria." Panggil Kayla.
Tria merasa nama nya dipanggil buru buru menghapus air matanya. Tria melihat Kayla sambil tersenyum.
"Iya Miss?"
"Miss Tria nggak makan?" Tanya Kayla.
"Owh nggak Miss saya sudah makan tadi." Ucap Tria berbohong.
"Mata Miss kenapa sembab gitu?"
"Nggak papa kok Miss." Ucap Tria sambil tersenyum palsu.
"Owh yasudah saya makan dulu. Mari Miss." Pamit Kayla.
Setelah kepergian Kayla, Tria langsung menuju toilet untuk memberikan sedikit make up agar tidak kelihatan sembab. Sesudah dari toilet Tria berpapasan dengan Ghani. Sejak pulang dari reuni itu Tria belum bertemu lagi dengan Ghani.
Tria hanya melihat Ghani sebentar dan melangkah pergi. Ia sudah tak mau berurusan dengan Ghani. Sudah cukup ia tertipu.
Ghani yang melihat Tria pergi hanya menghela nafas panjang. Ghani tidak bermaksud untuk membuat Tria malu pada reuni itu. Tapi ego nya lebih tinggi sehingga ia tak mau membela Tria.
******
Sepulang sekolah Tria tidak langsung pulang. Ia pergi ke Mall untuk menenangkan diri. Tria masuk ke salah satu tempat makan yang ada di Mall tersebut dan makan.
Setelah selesai makan Tria berjalan jalan. Tria tidak masalah jika ia berjalan sendiri. Banyak pasangan remaja yang sedang berjalan jalan. Tria yang melihat itu hanya tersenyum miris. Mereka kelihatan cocok sekali. Coba saja Tria cantik pasti banyak pria yang suka kepada nya.
Tiba tiba Tria melihat Dean sedang bersama wanita. Mereka terlihat mesra sekali. Tria sekali lagi tersenyum miris. Untung saja ia tak percaya apa yang dikatakan oleh Dean.
Disana Dean terlihat gembira dan wanitanya pun sama sedang mengandeng tangan Dean. Tria melihat wanita itu mencium pipi Dean. Dean pun tampak senang.
Sampai Dean melihat ke arah Tria. Dean mematung melihat Tria. Mereka saling tatap tatapan. Sampai Tria memutuskan tatapannya terlebih dahulu.
Dean melihat Tria.
' Tria. Dia pasti liat gua pas dicium.' ucap Dean dalam hati."Ayo kesana!" Ajak wanita yang bersama Dean.
Dean hanya mengikuti dan meninggalkan Tria. Sedangkan Tria langsung pulang ke rumahnya.Saat sampai rumah Tria kembali menangis.
"Ya Allah kapan aku bahagia? Kapan aku bisa merasakan apa itu bahagia walaupun sebentar." Ucap Tria kembali menangis.******
Aku janji mau up hari ini nih aku tepatin😂
Dah kan😂Gimana??
Vote dan komen nya jangan lupa Yee👌
Ig
@ma_ima
Siapa tau ada yang mau follow 😂
Kalau mau di follback DM aja👌♥️♥️♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Different [END]
Teen FictionAku berbeda Aku tidak cantik Aku tidak sempurna Aku gendut. ***** "Beri aku sedikit kebahagiaan agar aku merasakan apa yang disebut dengan bahagia." Pria itu mengangguk dan tersenyum. "Akan aku berikan rasanya bahagia untuk mu." ****** don't forget...